Jika berkunjung ke Sumatera Selatan, tidak lengkap rasanya jika tidak sampai di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Di OKU, traveler dapat berwisata sekaligus mengenal kehidupan manusia purbakala sejak 22 ribu tahun yang lalu melalui situs-situs arkeologi gua-gua di Baturaja.
Di sini, Dinas Pariwisata bersama Pusat Peneliti Arkeologi Nasional mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat edukasi, seperti pemaparan nilai-nilai peradaban, pemutaran film dan dokumentasi hasil-hasil temuan di Gua Putri (atas) dan Gua Harimau yang dijadikan sebagai tempat penelitian arkeologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun akses masuk untuk sampai ke lokasi masih terbilang alami dan belum disentuh pembangunan, namun tidak sedikit masyarakat dan para peneliti yang telah sampai di sana. Dari pantauan detikTravel, terlihat ratusan pelajar dan mahasiswa menyambangi tempat tersebut untuk melakukan penelitian dan menambah wawasan tentang 'Rumah Peradaban'.
Di Gua Putri, traveler akan disuguhkan pemandangan gua dan jejak-jejak peradaban yang memberikan bukti adanya kehidupan manusia purba di Baturaja. Mulai dari tempat pemandian putri, pekuburan, dapur dan tempat peletakan lumbung padi.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata OKU Faisol Ibrahim, dari hasil penelitian Arkeologi Nasional, manusia purbakala yang menghuni Gua Putri telah ada sejak 22 ribu tahun lalu dengan memanfaatkan aliran sungai yang ada di OKU dengan cara mencari umbi-umbian dan makanan di sepanjang sungai.
"Dari apa yang ditemukan para peneliti, memberikan bukti bahwa ada kehidupan sejak ribuan tahun lalu. Dimana penghuni Gua Putri ini masih memanfaatkan aliran sungai dan hutan di sekitar gua, " ujar Faisol saat melihat situs Gua Putri, Kamis (13/04/2017) kemarin.
Selain itu, banyak ditemukan barang-barang atau bekas peninggalan seperti bekas cangkang siput yang telah menjadi batu, kura-kura dan lukisan di dinding-dinding gua. Dengan adanya lukisan ini, juga memberikan bukti bahwa dalam kehidupan purbakala juga tidak hanya hidup untuk memenuhi kebutuhan saja, tetapi juga telah mengenal nilai-nilai budaya dan seni sebagai kebutuhan.
Gua Putri sendiri memiliki luas kawasan sekitar 7 hektare, sementara Gua Harimau hanya 2 hektare. Namun di Gua Harimau traveler juga akan mendapatkan banyak ilmu dan wawasan tentang peninggalan sejarah yang masih berada di lokasi gua, karena masih dalam proses penelitian. Seperti tulang belulang manusia yang hidup pada ratusan ribu tahun lalu, lukisan dinding batu dan lain sebagainya.
Dalam setahun saja, 7.000 sampai 10.000 wisatawan memijakkan kakinya untuk sampai di kedua gua ini, baik wisatawan dalam negeri maupun ,ancanegara yang ingin melakukan penelitian. Sehingga keberadaan kedua gua juga memberikan wisata sejarah tersendiri.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel bersama pihak terkait akan melakukan perbaikan dan renovasi agar lebih menarik wisatawan untuk berkunjung, selain itu memasukan gua Putri dan Gua Harimau kedalam Paket wisata di Sumsel.
"Pada tahun ini kita akan tingkatkan perbaikan infrastruktur baik akses dan isi di dalam gua tersebut. Sehingga saat wisatawan berkunjung dapat melihat bukti-bukti peninggalan sejarah. Selain itu akan kita masukkan dalam paket wisata dan melakukan promosi, " ujar Kadispar Sumsel Irene Camelyn kepada detikTravel. (bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau