detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Sabang pekan lalu atas undangan dari Kementerian Pariwisata. Mendapatkan kesempatan untuk berwisata religi, detikTravel pun berkunjung ke makam seorang Wali di Iboih, Tengku Chik di Di Iboih.
Nama kawasan pantai Iboih sendiri diambil dari nama belakang Wali Tengku Chik Di Iboih. Ini menjadi pengingat bahwa Wali Tengku melakukan penyebaran agama Islam di Iboih dan wafat di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makam Tengku Cik Di Iboih ada bangunan pelindungnya (Bona/detikTravel) |
Setelah wafat, Wali Tengku pun di makamkan di ujung tebing Iboih. Berseberangan dengan istrinya, Ummi Sarah Rubiah yang ada di Pulau Rubiah.
Selain makam ummi Rubiah, makam Wali Tengku juga sering dikunjungi oleh penduduk lokal maupun pendatang. Namun sama seperti makam ummi, di sini hanya diperbolehkan untuk salat dan berdoa.
"Tidak untuk meminta harta, hanya salat dan berdoa," ujar Aan, salah seorang seorang pemandu.
Perlengkapan salat dan beberapa kitab pun sudah disediakan di dalam makam. Untuk wudhu, traveler bisa menggunakan air laut yang berada di dekat makam atau dari air yang sudah di siapkan.
Makam Tengku Cik Di Iboih lebih dekat (Bona/detikTravel) |
Berada di atas tebing, pemandangan di sekitar makam sangatlah cantik. Hati jadi makin terasa damai dan tenang.
Terlihat beberapa pohon yang diberi kain putih. Sebagai tanda penghormatan akan Wali Tengku.
"Kain putih ini biasanya diikatkan oleh orang-orang yang datang berkunjung," ungkap Aan.
Treveler yang mau ke sini bisa jalan kaki dari Pantai Iboih dengan waktu sekitar 30 menit. Kalau mau menggunakan boat hanya akan menghabiskan waktu sekitar 10 menit saja.
"Siapa saja boleh datang, asalkan berpakain yang sopan," jelas Aan
(bnl/aff)












































Makam Tengku Cik Di Iboih ada bangunan pelindungnya (Bona/detikTravel)
Makam Tengku Cik Di Iboih lebih dekat (Bona/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Kesan Turis soal IKN: Seperti Singapura, tapi Aneh dan Sepi