Keraton Kasepuhan punya atraksi baru berupa museum modern. Museum ini menggantikan museum lama yang sudah usang dan suram. Dengan ukuran lebih luas, ada banyak koleksi baru yang ditambahkan di sini.
BACA JUGA: Libur Usai, Komunitas Travel Ini Bersihkan Goa Sunyaragi Cirebon
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari depan, museum ini tampak baru dan modern. Rasanya seperti masuk ke galeri saja. Tata lampu diatur dengan baik, bersih dan minimalis. Informasi berbahasa Indonesia, diselingi dengan aneka quote berbahasa Inggris. Pemandu tampak sigap membantu wisatawan.
![]() |
Keris-keris pusaka dari zaman Galuh, Pajajaran sampai Cirebon, dipajang dalam lemari kaca yang bagus. Begitu pun barang pusaka dari masa Sunan Gunung Jati dan istrinya Putri Ong Tien Nio dari Tiongkok. Ada juga gamelan bersejarah, perhiasan dan perabotan kristal, perak dari Eropa serta ukiran Kamasutra buatan Panembahan Girilaya.
BACA JUGA: Koleksi Ajaib di Museum Modern Cirebon
Yang betul-betul baru dipamerkan adalah Batu Gilang sebagai penunjuk Kiblat arah salat. Batu Gilang yang seukuran hampir sepapan surfing adalah peninggalan dari Sunan Gunung Jati. Dahulu Batu Gilang adalah bagian dari bangunan Gedong Si Rara Denok, petilasan Keraton Dalem Agung Pakungwati.
"Batu ini berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat. Jadi Sunan Gunung Jati sudah menentukan arah Kiblatnya, semua masjid dan langgar harus menyesuaikan arah yang sama dengan Batu Gilang ini," kata pemandu.
![]() |
"Kalau ada batu, cuma roda yang kena batu saja yang naik. Keretanya nggak miring," imbuh pemandu kami.
Lukisan Prabu Siliwangi juga menempati lokasi baru yang lebih apik dan terhormat. Lukisan ini dibuat dengan teknik khusus sehingga menghasilkan ilusi visual yaitu matanya bisa 'melirik' mengikuti tatapan wisatawan.
Yang juga baru adalah Ruang Pusaka Sunan Gunung Jati. Isinya adalah barang-barang pribadi milik wali yang bernama asli Syarif Hidayatullah ini.
![]() |
BACA JUGA: Bukan Gaj Ahmada, Gajah Mada yang Muslim Namanya Ali Nurul Alam
Sayang sekali ruangan pusaka ini masih ditutup untuk umum. Pemandu mengatakan rencananya ruangan ini dibuka setiap hari Jumat, namun belum ada perintah lebih lanjut dari Sultan Sepuh.
Museum yang baru dibuka bulan Ramadan ini dipuji oleh pengunjung. Namun sayang harga tiketnya dirasa terlalu mahal.
![]() |
Puas berkunjung ke museum jangan buru-buru pulang. Ada toko suvenir yang menjual aneka kerajinan dan pernak-pernik khas Cirebon. Ada juga cafetaria yang menjual minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokan.
Wisatawan pun bisa lanjut menikmati keindahan Keraton Kasepuhan. Jangan lewatkan aneka spot unik misalnya Lingga-Yoni di halaman Keraton Kasepuhan, simbol warisan Hindu yang memiliki filosofi luhur. Selamat liburan ke Cirebon! (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain