Untuk berkunjung ke Pulo Aceh, traveler dapat menyeberang dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh dengan menggunakan KM Papuyu. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Biayanya pun tergolong sangat murah yaitu sekitar Rp 18.000. Selama di kapal, pelancong dapat duduk manis menikmati keindahan pulau-pulau yang dilewati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah menempuh perjalanan laut, rombongan dari Banda Aceh akhirnya tiba di Pelabuhan Lamteng, Kemukiman Pulo Nasi, Kecamatan Pulo Aceh. Pelabuhan di sana diapit pulau-pulau kecil dan pegunungan yang menjulang tinggi.
Dari sebelah kiri kapal, pelancong dapat melongok beberapa pulau kecil nan indah yang terletak berdekatan. Sementara di sebelah kanan kapal, pegunungan membentang luas. Bisa dibilang, pesona gerbang masuk Pulo Aceh ini adalah Raja Ampatnya Aceh.
![]() |
Pertunjukan tarian penyambutan berlangsung sekitar 10 menit. Para pelancong naik ke lantai paling atas KM Papuyu dan mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan telepon seluler. Kehadiran kapal nelayan di atas ombak nan tenang serta air jernih ini membuat mata semakin meleleh.
Di salah satu sudut pelabuhan, beberapa kapal nelayan berdiri rapi. Untuk menikmati lanscape keindahan pintu masuk Pulo Aceh secara utuh, traveler dapat berjalan sekitar satu kilometer dari pelabuhan. Dari atas ketinggian, pulau-pulau kecil terlihat jelas dan air laut terdapat dua warna.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, mengatakan, penyelenggaraan Festival Pulo Aceh 2017 digelar sebagai bentuk memperkenalkan potensi dan kekayaan alam, serta budaya masyarakat Pulau Aceh kepada wisatawan. Tujuannya agar penduduk setempat memiliki jiwa wirausaha (entrepreneurship) dan ramah (hospitality) dalam menyambut serta melayani tamu.
"Festival ini tidak hanya memberikan hiburan kepada masyarakat setempat, tetapi juga semangat dalam memajukan Pulo Aceh khususnya dan Aceh umumnya sebagai destinasi wisata unggulan Aceh," kata Reza.
Di Pulo Nasi sendiri, terdapat beberapa destinasi yang patut dikunjungi. Di antaranya, Pantai Nipah, Pantai Deudap, Pantai Ujong Lhok Reudep, Ujong Batee Gla di Desa Alue Riyeung, serta Ujong Kareung Teungeh di Desa Pasi Janeng untuk menikmati matahari tenggelam. Masing-masing lokasi tersebut memiliki daya tarik tersendiri.
![]() |
Jika berangkat dari Banda Aceh, untuk menyeberang ke Pulo Nasi ada dua alternatif pilihan. Pertama dengan menggunakan kapal nelayan yang biasa mengangkut warga serta berbagai kebutuhan masyarakat di sana. Untuk opsi ini, kapal bersandar di dekat jembatan masuk ke Pelabuhan Ulee Lheue dan mengangkut warga setiap hari.
Sementara opsi kedua yaitu dengan menggunakan KM Papuyu yang berangkat dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Masing-masing opsi ini punya sensasi tersendiri.
![]() |
"Festival ini juga menjadi media untuk mempromosikan daerah yang masih sulit dijangkau dari berbagai keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pariwisata dan mendukung percepatan Pulo Aceh sebagai destinasi wisata bahari dengan berbagai keunggulan dan keunikan alam dan budayanya," ungkap Reza. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!