Komodo merupakan spesies kadal terbesar di dunia yang habitat aslinya di Indonesia, seperti Pulau Komodo serta Pulau Rinca yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Maggarai, NTT. Panjang seekor komodo ini bisa mencapai 2-3 meter dan berat 70 kg.
Melihatnya langsung di alam bebas pun tentunya menjadi pengalaman liburan tak terlupa. Traveler memang bisa melihat komodo di sejumlah kebun binatang. Namun tentunya beda dengan sensasi melihat langsung naga purba ini di habitat aslinya. Misalnya saja di Pulau Komodo, seperti saat detikTravel berkunjung ke sana beberapa waktu silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu komodo juga punya senjata lainnya untuk menangkap mangsa. Terutama air liur yang mengandung 60 bakteri mematikan. Mangsa yang diserang dan terkena air liurnya akan lemas tak berdaya dalam hitungan hari.
Saat itu barulah komodo memakannya. Jadi komodo tidak menyerang dan langsung memakan mangsa, melainkan menanti mangsanya lemah tak berdaya. Komodo juga bisa lari dengan cepat, memiliki kemampuan berenang hingga 300 meter dan mampu mencium darah hingga radius 7 km.
Bisa dibilang komodo layak masuk daftar hewan berbahaya di dunia. Untuk komodo yang tinggal di Pulau Komodo umumnya berukuran lebih besar dari yang di Pulau Padar. Kalau ingin berkunjung ke Pulau Komodo dan bertemu langsung dengan naga purba itu, traveler bisa memilih untuk trekking.
![]() |
Di Pulau Komodo telah disediakan kawasan khusus untuk trekking dengan 4 tipe yakni Short Trek, Medium Trek, Long Trek dan Adventure Trek. Jarak yang ditempuh untuk Short Trek sejauh 1 km, Medium Trek 1,5 km, Long Trek 2 km dan Adventure Trek 7-8 km.
Dalam Short Trek, hanya terdapat beberapa tanjakan. Di Medium Trek, terdapat tiga perbukitan kecil. Di Long Trek, lebih banyak perbukitan dan lebih menantang. Sedangkan pada Adventure Trek, lebih masuk ke dalam hutan, melewati hutan bambu hingga jalur yang lebih ekstrem.
Untuk bertemu komodo sebaiknya pilih Medium Trek atau Adventure Trek. Nanti kamu bisa berfoto dengan komodo yang ditemui, tapi tentunya dari jarak aman dan bersama ranger. Selama trekking ranger akan selalu menemani traveler.
Traveler dilarang untuk berjalan sendiri, membuat gaduh dan bergerak secara tiba-tiba. Semua ini demi keamanan wisatawan. Pastinya kalau mengikuti peraturan, semua bakalan aman terjaga.
![]() |
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan