Mau Foto-foto Kece di Cilegon? Ini Tempatnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mau Foto-foto Kece di Cilegon? Ini Tempatnya

Muhammad Iqbal - detikTravel
Minggu, 20 Agu 2017 13:30 WIB
Foto: Pemandangan dari Batu Lawang, Cilegon (Muhammad Iqbal/detikTravel)
Cilegon - Cilegon termasuk destinasi yang dekat dari Jakarta. Kalau liburan ke sana, sempatkan mampir ke Batu Lawang yang menyajikan pemandangan kota dari ketinggian.

Kota Cilegon dijuluki sebagai Kota Baja karena di sana berdiri pabrik pengolahan baja terbesar se-Asia Tenggara. Ya, Krakatau Steel berdiri gagah di kota itu. Pun, beberapa industri mulai dari petrokimia hingga tekstil ikut meramaikan pertumbuhan industri di Kota Cilegon.

Alhasil, banyak orang mengenal Cilegon sebagai kota dengan berbagai macam pabrik. Tak ayal, pemerintah kota coba mencari celah agar sektor pariwisata dapat berkembang menambah pendapatan asli daerah dengan adanya wisata industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun siapa sangka, di balik kemegahan dan polusi udara yang ditimbulkan akibat industri tersebut, ada tempat yang dapat kita kunjungi untuk melihat lanskap Kota Baja dari atas bukit.

(Muhammad Iqbal/detikTravel)(Muhammad Iqbal/detikTravel)
Untuk dapat menyaksikan lanskap itu, wisatawan mesti sedikit berkeringat menuju tempat yang diberi nama Batu Lawang. Bukit itu terletak di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten. Rutenya pun cukup mudah diakses, hanya saja wisatawan perlu memacu kendaraannya dengan menginjak pedal gas kendaraannya dalam-dalam agar sampai di Batu Lawang.

Jarak tempuh dari pusat Kota Cilegon hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Jika ditempuh dari Jakarta akan memakan waktu 2-3 jam perjalanan. Untuk menuju ke Batu Lawang, wisatawan dapat keluar di Cilegon Barat kemudian belokkan kendaraan Anda ke arah Merak. Tepat di sebelah kanan jalan, ada gapura kecil yang biasa digunakan sebagai ojek pangkalan.

Setibanya di sana, jalan menanjak akan mewarnai perjalanan Anda untuk dapat tiba di bukit Batu Lawang. Dari gapura itu wisatawan hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk sampai di titik pemberhentian.

(Muhammad Iqbal/detikTravel)(Muhammad Iqbal/detikTravel) Foto: undefined
Wisatawan perlu sedikit berolahraga untuk sampai di view point Batu Lawang dengan berjalan kaki. Tak ada tarif tertentu untuk memasuki kawasan wisata itu. Karena pengelolaannya langsung diambil alih oleh penduduk setempat.

Wisatawan hanya perlu merogoh kocek seikhlasnya, namun biasanya orang-orang yang berkunjung ke Batu Lawang membayar Rp 5.000 sebagai tiket masuk sekaligus biaya parkir kendaraan.

Jika cuaca sedang bersahabat dan tak banyak kabut, bangunan industri dan perumahan warga Cilegon akan nampak jelas. Keindahan Kota Cilegon akan terlihat dari sana.

Lautan lepas Selat Sunda yang berada di sebelah kanan tampak samar-samar, di sebelah kiri terlihat perairan Banten yang biasa disebut perairan Bojonegara.

Karena pengelolaan wisata itu tak dapat suntikan dari pemerintah, maka para pemuda dan warga setempatlah yang mengelola secara sukarela. Batu Lawang dibuka untuk umum sejak 5 tahun lalu. Para pengunjung pun masih berasal dari Cilegon dan Serang, hanya sedikit wisatawan yang berasal dari luar Banten.

(Muhammad Iqbal/detikTravel)(Muhammad Iqbal/detikTravel)
Salah seorang warga sekitar yang ikut mengelola wisata bukit Batu Lawang, Saefulloh bercerita, pemasukan dari tiket masuk itu nantinya digunakan untuk kegiatan sosial seperti perbaikan musala dan biaya bantuan lainnya.

"Contohnya biaya kematian jika ada orang yang meninggal sama biaya buat bantu kalau ada orang yang sedang sakit," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa beberapa kali pemerintah setempat mewacanakan untuk menata kawasan wisata itu, namun realisasinya tak kunjung terlihat. Maka, ujar Saefulloh, tata kelola wisata alam itu saat ini hanya seadanya.

"Beberapa tahun lalu pihak desa dan kota pernah mewacanakan itu (pengelolaan wisata) tapi sampai sekarang nggak pernah kelihatan," tuturnya. (krn/krn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads