Gawai Dayak: Pesta Rakyat di Batas Negara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Gawai Dayak: Pesta Rakyat di Batas Negara

Danu Damarjati - detikTravel
Rabu, 13 Sep 2017 16:55 WIB
Foto: Gawai Dayak yang berlangsung di Sintang, Kalimantan Barat (Rachman Haryanto/detikTravel)
Sintang - Gawai Dayak menjadi atraksi wisata budaya menarik di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Pesta rakyat ini begitu meriah!

Gawai dalam bahasa masyarakat Dayak di Kalimantan Barat bermakna hajatan pesta. Gawai Dayak dalam bentuk modern kini menjadi atraksi wisata, berpotensi mendatangkan turis dari negara tetangga.

Gawai Dayak dalam arti tradisional adalah perayaan syukuran kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang melimpah. Menurut Herman Ivo dalam karya penelitiannya, perayaan Gawai Dayak dalam bentuk lebih modern pertama kali digelar oleh Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) tahun 1986 di Pontianak. Pada perkembangannya, acara ini juga diadakan di pelosok kabupaten, tak terkecuali di daerah perbatasan misalnya Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sanggau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Rachman Haryanto/detikTravel)(Rachman Haryanto/detikTravel)
Gawai Dayak juga sudah digelar di kawasan Malaysia oleh masyarakat Dayak yang tinggal di Sarawak, bahkan sejak 1965 sudah ada hari libur khusus untuk perayaan di Sarawak, yakni 1 Juni.

Kini acara Gawai di Kalimantan Barat dan di Sarawak terus berlangsung. Masyarakat Dayak di dua tempat juga saling mengunjungi gawai yang diadakan, meski berbeda negara. Jadilah ini sebagai atraksi wisata tapal batas lintas negara.

Baca juga: Gawai Dayak Sintang Digelar, Toleransi Antarsuku Bergaung

Saat detikTravel mengunjungi Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat (14/7/2017), Gawai Dayak sedang diadakan. Penyelenggaraannya bertempat di kompleks Stadion Baning, dari 11 hingga 15 Juli. Di sana-sini terlihat ornamen khas Dayak. Berbagai lomba diadakan, beragam pertunjukan dipentaskan.

(Rachman Haryanto/detikTravel)Salah satu warga yang mengenakan pakaian adat (Rachman Haryanto/detikTravel)
Perayaan ini terbuka bagi siapa saja yang mau menikmati, bahkan berpartisipasi. Pada malam harinya, kami menyaksikan ada pertunjukan nyanyian dari komunitas masyarakat Batak di sini. Toleransi memang menjadi tema yang diusung.

Baca juga: Resep Hidup Damai dari Tanah Dayak: Tembawang

"Seluruh masyarakat dipersilakan berkunjung. Ini adalah ucapan syukur atas semua yang kita dapatkan. Masyarakat dari kampung lain juga datang, beberapa sub-suku Dayak mengenal istilah 'ngabang' yakni berkunjung," kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, di sela kegiatan ini.

Gawai Dayak di Sintang baru pertama kali diadakan setelah vakum selama lima tahun gara-gara ada masalah kepemimpinan dalam DAD. Padahal sebelumnya, Gawai Dayak Sintang sempat rutin digelar dari 2005 hingga 2012.

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward (Rachman Haryanto/detikTravel)Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward (Rachman Haryanto/detikTravel)
Untuk memaksimalkan kunjungan turis mancanegara khususnya Malaysia, dia menyatakan bakal membenahi pelaksanaan Gawai di tahun-tahun ke depan dengan mengundang pihak Malaysia.

"Tahun depan kita akan undang. Biasanya mereka (masyarakat Dayak Malaysia) pasti datang, karena kita juga saling kunjung-mengunjungi. Kalau mereka ada acara, kita datang. Dan kalau kita ada acara, mereka juga datang ke sini," kata Jeffray.

Pelaksanaan Gawai Dayak Sintang merupakan akumulasi partisipasi dari masyarakat-masyarakat tingkat kecamatan. Dia berharap semua kecamatan bisa terlibat di Gawai tahun depan. Apalagi bila pihak negara tetangga bisa ikut berpartisipasi dan berkunjung, tentu itu bisa lebih menguntungkan bagi masyarakat Sintang.

(Rachman Haryanto/detikTravel)(Rachman Haryanto/detikTravel)


(Rachman Haryanto/detikTravel)(Rachman Haryanto/detikTravel)
"Tentu ini akan kita promosikan sebagai wisata di Kabupaten Sintang. Biasanya pasti mereka (warga Malaysia) datang, bahkan mereka berbelanja. Kalau mereka berbelanja, biasanya berbelanja dalam jumlah banyak. Tentu ini menambah devisa dan pendapatan," ujar Jeffray.

Sebagaimana diketahui, salah satu sumber devisa negara juga berasal dari turis luar negeri. Semakin banyak turis mancanegara masuk, maka pemasukan devisa akan semakin baik.

Di Gawai Dayak Sintang, dijual beraneka-ragam pernak-pernik kerajinan dan barang kesenian. Misalnya, aksesori gelang, kalung, hingga kain tenun yang harganya bervariasi. Ada pula alat musik khas Dayak yakni Sape. Jasa foto dengan pakaian adat juga ada. Tentu saja, banyak yang jual makanan di sini.

Pemilihan Bujang dan Dara (Rachman Haryanto/detikTravel)Pemilihan Bujang dan Dara (Rachman Haryanto/detikTravel)
Berbagai kompetisi olahraga tradisional digelar, seperti engrang, sumpit, hingga lomba menangkap babi di kubangan lumpur. Total ada 17 cabang perlombaan. Ketua Panitia Gawai ini, Hendrika, mengatakan semua perlombaan boleh diikuti oleh semua orang tanpa batasan etnis. Ada pula pemilihan Bujang dan Dara, semacam kontes putra dan putri terbaik se-Kabupaten untuk menjadi duta wisata.

Panggung diisi oleh pentas-pentas menarik dan berbagai pertunjukan musik, mulai dangdut Pantura Jawa, musik Batak, hingga penampilan penyanyi Dayak Iban dari Malaysia yakni Ricky El.

(Rachman Haryanto/detikTravel)(Rachman Haryanto/detikTravel)


Simak terus cerita-cerita dari kawasan terdepan Indonesia di Tapal Batas detikcom.

Berikut cuplikan keseruan Gawai Dayak di Sintang:


(dnu/krn)

Hide Ads