Kini, kawasan seluas lebih dari 1.500 ha tersebut telah menjadi tempat wisata. Pengunjung yang datang pun berasal dari berbagai daerah. Mereka mau melihat lebih dekat, bencana yang membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal.
"Biasanya karena penasaran, ketika lewat, mereka mampir. Atau ada juga warga sekitar yang datang untuk mengantarkan saudaranya melihat kondisi terkini," ujar Hadi, salah satu guide Lusi (Lumpur Sidoarjo) pada detikcom, Kamis (28/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ketika mengunjungi area ini, sebenarnya tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Pengunjung biasanya hanya melihat-lihat dan berfoto. Bagi yang benar-benar penasaran ingin mengetahui seberapa luas area yang terendam lumpur, bisa berkeliling menggunakan jasa ojek atau kendaraan pribadi.
Harga yang dipatok untuk menikmati area ini terbilang tidak murah-murah amat. Begitu masuk, pengunjung dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 5.000. Hal ini terbilang wajar karena area parkir yang berada di pinggir jalan raya Porong, sehingga perlu pengamanan.
Jika tak ingin parkir, pengunjung bisa langsung berkeliling menggunakan kendaraan pribadi. Namun, hal ini kurang disarankan mengingat lintasan di tanggul yang tak umum serta berkerikil. Ada baiknya pengunjung ditemani oleh seorang guide yang benar-benar tahu lintasan yang aman.
![]() |
Untuk menyewa guide, pengunjung harus membayar kurang lebih Rp 40.000. Dengan begitu, pengunjung bisa diantar menggunakan motor ke beberapa area seperti pusat semburan lumpur dan tempat pembuangan akhir lumpur di kali Porong. Pengunjung sekaligus bisa mendapatkan informasi dari para guide. Sebagian besar guide yang ada merupakan warga yang rumahnya tenggelam. Jadi, dalam perjalanan, pengunjung juga bisa mendengar langsung cerita saat bencana terjadi.
Di area pusat semburan, pengunjung bisa beridiri dari radius sekitar 350-400 meter. Ini artinya pengunjung bisa masuk ke area dalam tanggul. Area ini terbilang aman, karena lumpur sudah mengeras dan mengendap. Namun, di musim penghujan , pengunjung tetap perlu berhati-hati karena kondisi lumpur yang lembek dan bisa ambles. Karena itu di musim penghujan, pengunjung diberi batas melihat sejauh 500 meter saja.
Hingga kini, area wisata ini masih aman. Namun, Pusat Penanggulangan Lumpur Sidoarjo masih terus melakukan pantauan setiap harinya.
![]() |
"Kami melihat sikon, kalau posisi semalam hujan, ada tim monitoring tanggul yang mengecek posisi lumpur. Kami akan beri police line ke titik-titik yang tidak bisa dimasuki. Selain itu kami juga akan berkoordinasi dengan para guide untuk benar-benar memerhatikan keamanan para pengunjung dan kondisi area sekitar tanggul " ujar Hengki Listria Adi, Subpokja Humas dan Pengamanan Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo.
Jika pengunjung ingin mengelilingi seluruh area tanggul, biasanya para guide meminta biaya tambahan sebesar Rp. 20.000-Rp.30.000. Bagi anda yang ingin berkunjung ke kawasan ini disarankan untuk memakai masker, karena masih ada aroma khas belerang yang terasa. Adapun waktu yang paling cocok untuk berkunjung adalah di pagi atau sore hari agar tidak terkena sengatan matahari. Di pagi hari karena udara masih segar, di sore hari karena panas sudah surut. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan