Tokoh Proklamator, Muhammad Hatta pernah diasingkan oleh Belanda selama 6 tahun, sejak 1936 sampai 1942 ke Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Bung Hatta diasingkan bersama Sutan Sjahrir.
detikTravel bersama Komunitas Jaganti, tanggal 24 Oktober yang lalu berkunjung ke rumah yang ditempati Bung Hatta selama pengasingannya di Banda Neira. Kenangan Bung Hatta di Banda dapat kita lihat di rumah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Memasuki rumah Bung Hatta, traveler akan melihat puluhan foto Bung Hatta yang terpajang di dinding. Serta juga masih ada bangku tamu dan sofa yang dulunya yang digunakan Bung Hatta untuk menerima tamu atau sekedar bersantai.
Memasuki ruangan bagian kanan, traveler akan menemukan ruang kerja Bung Hata. Namun sebelum melangkah ke kanan, perhatikan dulu lemari yang berada di antara ruang kerja dan ruang tamu. Lemari in menyimpan jas, buku, dan kaca mata yang dulunya digunakan Bung Hatta lho!
Di ruangan kerja, traveler akan menemukan meja dan mesin tik yang dulunya digunakan Bung Hatta. Menelusuri ruangan belakang kita akan melihat kamar tidurnya Bung Hatta. Terdapat kasur, lemari baju, serta meja yang dulunya di pakai Bung Hatta di Banda Neira. Masih asli dan terawat.
Di belakang rumah, terdapat bangunan yang berfunsi sebagai kelas. Dulunya Bung Hatta juga mengisi waktu luangnya dengan mengajar anak-anak di Banda Neira. Dapat kita lihat kelas, meja-meja murid, dan papan tulis.
![]() |
Di bagian bawah papan tulis masih ada bekas tulisan Bung Hatta 'Sedjarah Perdjoeangan Indonesia Setelah Soempa Pemoeda di Batavia Pada Tahun 1928'. Melangkah ke samping rumah, traveler bisa melihat dapur dan sumur.
Masih banyak benda-benda seperti meja makan, lemari, foto-foto yang bisa traveler jumpai di rumah pembuangan Bung Hatta. Untuk bisa masuk ke sini, traveler akan dipungut biaya Rp 20 ribu, untuk uang perawatan.
![]() |
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!