Antara Budaya dan Kontroversi: Tarung Anjing Vs Babi Hutan di Bandung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Antara Budaya dan Kontroversi: Tarung Anjing Vs Babi Hutan di Bandung

Bona - detikTravel
Selasa, 31 Okt 2017 08:20 WIB
Adu Bagong di Majalaya(Beawiharta/Reuters)
Majalaya - Sebuah budaya di daerah Majalaya, Bandung terbilang ekstrem. Adu Bagong, ini adalah tradisi tarung anjing dan babi hutan yang penuh darah dan kontroversi.

Diintip detikTravel dari Reuters, Senin (30/10/2017) sebuah tradisi di Majalaya, Bandung menjadi sorotan. Tradisi ini bernama Adu Bagong.

[Gambas:Video 20detik]


Adu bagong adalah tarung antara babi hutan dan anjing. Adu bagong sangatlah sederhana, pertarungan berlangsung di arena setinggi 15 x 30 meter dengan dikelilingi pagar bambu untuk melindungi penonton. Pertarungan hanya akan berakhir jika salah satu dari hewan terluka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang peserta sekaligus peternak anjing mengatakan bahwa babi hutan yang kalah, akan di sembelih dan dijual dagingnya. Namun jika babi hutan hanya terluka, babi hutan akan dibiarkan sembuh dan ditarungkan kembali.

Arena Adu BagongArena Adu Bagong Foto: (Beawiharta/Reuters)
Tradisi ini dimulai sekitar tahun 1960-an, ketika hama babi hutan mulai meningkat dan merusak pangan masyarakat Jawa Barat. Masyarakat memburu babi hutan dengan anjing-anjing mereka.

Peserta mengatakan kepada Reuters bahwa pertarungan tersebut adalah cara untuk melestarikan tradisi berburu di daerah tersebut. Ada juga hadiah uang tunai hingga USD 2.000 atau sekitar Rp 20 jutaan untuk anjing pemenang.

"Dulu sangat sederhana, tidak seperti sekarang saat anjing dilatih," kata Nur Hadi, kepala Hiparu, sekelompok penggemar anjing buruan yang ikut terjun dalam tradisi tarung ini.

Hadi menambahkan, bahwa kegiatan ini sudah jadi tradisi yang diturunkan dan jadi tradisi dan budaya Majalaya. Namun, sejumlah LSM mengkritik keras tradisi ini.

"Ini adalah tindak pidana melawan binatang. Pemerintah dan LSM harus pergi ke lapangan untuk menghentikan acara ini dan mendidik orang-orang bahwa pertarungan anjing tidak benar." kata aktivis hak asasi manusia Indonesia Marison Guciano.

tradisi ini jadi hal yang kontroversialtradisi ini jadi hal yang kontroversial Foto: (Beawiharta/Reuters)
Peternak anjing Agus Badud mengatakan bahwa tradisi tersebut juga memberi orang sumber pendapatan. Orang-orang desa akan datang dan mendaftarkan anjing mereka ke dalam arena.

"Saya ambil bagian dalam kontes ini untuk menaikkan harga jual dan nilai ekonomi anjing saya, dan tidak ada gunanya bagi saya sebagai peternak jika saya tidak ikut kontes seperti ini," kata Badud di rumahnya, di mana ia menyimpan 40 anjing

Pemilik anjing membayar dari Rp 200.000- Rp 2.000.000 untuk memasuki pertarungan. Harga ini tergantung ukuran anjing mereka. Namun dibalik itu semua, rasanya tak ada yang bisa menyaingi rasa sakit dari anjing-anjing yang terluka ya..

Anjing dan babi hutan akan dibiarkan bertarung sampai terlukaAnjing dan babi hutan akan dibiarkan bertarung sampai terluka Foto: (Beawiharta/Reuters)
(bnl/aff)

Hide Ads