Adalah Ritual Ma Nene, yang berasal dari Toraja. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu. Keluarga mendatangi makam tersusun anggota yang sudah tiada serta membersihkan jenazah, tidak lupa mengisinya dengan barang pribadi dan memberi makan.
Ditelusuri detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2017) ritual ini juga dianggap sebagai ajang berkumpul keluarga. Keluarga yang ditinggalkan merasa masih berhubungan dengan mereka sudah tidak ada di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemakaman juga menjadi suatu hal yang mahal di Toraja. Begitu anggota keluarga yang cukup dapat hadir dan uang tersedia untuk membayar kurban berupa kerbau dan babi, sebuah upacara pemakaman, yang dikenal dengan 'Rambu Solo', diadakan. Seluruh desa biasanya diundang ke pesta tersebut dan merayakan ikatan komunal.
Jika belum mempunyai dana untuk memakamkan, artinya jasad akan tinggal bersama keluarga sampai akhirnya bisa melakukan upacara pemakaman.
Tidak hanya dimandikan dan dibersihkan saja, saat perayaan Ma Nene, mayat tersebut juga akan ikut dalam pertemuan keluarga. Para anggota keluarga akan berbicara kepada jenazah seakan-akan mereka ikut berkumpul. Tidak hanya itu, mereka juga akan menawarkan hidangan kepada orang yang telah meninggal tersebut.
Bukan dikubur, atau dikremasi. Tubuh orang yang meninggal akan dimasukkan ke dalam peti bercorak warna merah cerah serta dimakamkan di peguungan, tepatnya bukit batu monolitik secara bejajar.
Tidak main-main, bebatuan tersebut juga sangat tinggi. Bahkan mencapai gedung bertingkat tiga. Pengukiran setiap makamnya pun memakan waktu 3-6 bulan.
![]() |
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol