Ya, traveler tidak salah baca. Kalau traveler melancong ke Luwuk, pasti akan bertemu dengan teluk unik satu ini. Warga Luwuk mengenalnya sebagai Teluk Lalong.
detikTravel berkunjung ke Luwuk pekan lalu dan berkesempatan mengeksplorasi keindahan kota pesisir pantai di Sulawesi Tengah ini. Termasuk juga, menikmati keindahan Teluk Lalong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teluk Lalong seperti tidak kasat mata. Teluk Lalong baru akan telihat kalau kita memotretnya dari atas ketinggian. Barulah kita bisa melihat pesona teluk yang 'melindungi' Kota Luwuk ini.
![]() |
Padahal, Teluk Lalong menjadi wajah terdepan yang dilihat dari Kota Luwuk. Teluk Lalong juga jadi gerbang dimana kapal-kapal besar masuk dan bersandar di Pelabuhan Luwuk.
"Iya seperti ini Kota Luwuk. Di depan ini namanya Teluk Lalong, teluk di dalam teluk. Teluk yang lebih besar namanya Teluk Tomini yang buat Sulawesi jadi seperti huruf K. Teluk Lalong ini nggak kelihatan kalau di peta," ungkap Iwan Rusly, warga asli Luwuk yang menemani perjalanan detikTravel.
![]() |
Teluk Lalong memiliki kontur perairan yang tenang. Hampir tidak ada ombak di permukaannya. Tapi jangan salah, tenang bukan berarti tidak berbahaya, karena teluk ini dalam banget.
Warnanya saja biru gelap. Itu menandakan cahaya matahari tidak bisa menembus sampai ke dasar perairan Teluk Lalong. Karena dalam, kapal-kapal berukuran jumbo mudah saja masuk dan bersandar di Pelabuhan Luwuk.
![]() |
Dengan kapal milik warga, detikTravel memulai perjalanan berkeliling Teluk Lalong. Per sekali perjalanan, harga yang dipatok di bawah nominal Rp 50 ribu. Tergantung juga dari deal dengan si empu-nya kapal.
Dari atas kapal kayu, saya bisa melihat rumah-rumah warga yang berdiri di tepian pantai. Dari kejauhan, saya juga bisa melihat keramaian pasar yang rupanya berdiri di pinggir laut persis.
![]() |
Melipir sedikit ke arah pelabuhan, aktivitas bongkar muat kontainer berukuran jumbo jadi pemandangan tersendiri. Beberapa kali juga kapal kami berpapasan dengan nelayan lokal yang sedang memanen hasil tangkapan ikan dari bubu yang dia pasang sedari pagi.
Tepat di depan Teluk Lalong, berdiri juga RTH (Ruang Terbuka Hijau) Teluk Lalong. Sebuah oase untuk bersantai para warga. Sayang saya tidak berkesempatan mampir ke sana.
![]() |
Tapi dari sini saja saya bisa menyimpulkan, laut sudah menjadi elemen penting yang tak terpisahkan bagi warga Luwuk. Selama perjalanan yang memakan waktu 30 menit tadi, meyakinkan saya bahwa laut, terutama Teluk Lalong adalah sendi yang menggerakkan kehidupan ekonomi warga.
Sedikit saran, jangan coba-coba buat berenang di Teluk Lalong kalau nggak jago berenang. Kalau mau berenang, silakan di pinggir-pinggir pantainya saja. Perairannya yang tenang, plus terumbu karang yang masih alami jadi nilai plus tersendiri dari teluk di dalam teluk yang ada di Luwuk ini. Mau coba traveler? (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan