Cerita tersebut diungkapkan kuru kunci mata air Campaka, Pendi (23) kepada detikTravel. "(Orang) Banten, Mataram, Jawa dan lainnya banyak yang sekedar mandi kesini," kata Pandi saat ditemui di rumahnya di Kampung Campaka, Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jumat (24/11/2017).
Pendi mengungkapkan, ada sebagian warga meyakini jika sumber mata air Campaka memiliki keberkahan tersendiri. "Ada yang datang kesini untuk mencapai tujuan tertentu," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meski para wisatawan menapakan kakinya ke dasar kolam dan berenang, air kolam itu tidak akan pernah keruh.
"Airnya jernih, karena langsung dari sumbernya. Sumber airnya ada di bawa pohon beringin yang ada di dalam hutan," ujarnya.
Namun, jika mengamati ke tengah-tengah kolam, kita akan melihat gentong raksasa berwarna coklat yang berada di dasar air.
"Gentong itu bentuk dan ukurannya seperti yang ada di makam Eyang Sepuh dan Eyang Ibu," ujar Pendi.
![]() (Wisma Putra/detikTravel) |
Pendi menuturkan sumber air di mata air itu tidak pernah surut sekalipun di musim kemarau. Volume airnya tidak pernah berkurang dan bertambah.
"Tidak pernah surut, seperti itu dari dulu," tuturnya.
Sebelum tertampung di kolam mata air Campaka, sumber mata air sebenarnya berada jauh dalam hutan. "Sumbernya tidak boleh dijamah oleh manusia dan tidak seorangpun bisa masuk ke dalam hutan itu," tutup Pendi. (wsw/sna)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia