Libur Tahun Baru di Aceh, Nikmati Martabak Durian Legendaris Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Libur Tahun Baru di Aceh, Nikmati Martabak Durian Legendaris Ini

Datuk Haris Molana - detikTravel
Minggu, 31 Des 2017 12:25 WIB
Foto: Martabak Durian yang legendaris di Aceh (Datuk Haris/detikTravel)
Aceh Utara - Menghabiskan liburan Tahun Baru di Aceh, traveler wajib menyicipi kuliner setempat. Martabak durian yang legendaris ini bisa jadi pilihan. Dijamin ketagihan!

Tekstur yang lembut menjadikan dia lezat saat dimakan. Ditambah, harga yang murah dan tempat untuk membelinya pun terjangkau kala peminat ingin mencicipinya.

Ya, dialah Martabak Durian Samudera Pase. Dia sudah melegenda di tanah Serambi Mekah. Di tangan Almarhum M. Rasyid, pada tahun 1980-an martabak durian ini diracik sangat khas hingga masih hadir sampai sekarang dan diwarisi langsung kepada anaknya Amir Hamzah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika masyarakat yang sedang berada di Aceh liburan akhir tahun, silahkan mengunjungi wisata kuliner khas Aceh Utara yang terletak di Jalan Medan- Banda Aceh, No 1, Geudong, Kecamatan Samudera. Tempatnya sangat terjangkau, tidak perlu masuk lorong. Dia berada tepat di pinggir jalan nasional.
 Ini Martabak Durian Samudra Pase yang legendaris (Datuk Haris/detikTravel) Ini Martabak Durian Samudra Pase yang legendaris (Datuk Haris/detikTravel)


Amir Hamzah bercerita, mulanya bisnis martabak itu dilakukan oleh ayahnya. Waktu itu, masih dijual disebuah kedai kecil kontruksi kayu. Martabak durian pun pertama kali ada di Aceh yang di racik ayahnya bernama M. Rasyid.

Setelah ayahnya meninggal, bisnis martabak durian langsung diambil alih olehnya. Dia terus mengembangkan martabak warisan orang tuanya dengan cita rasa yang khas dan bisa memanjakan siapapun yang memakannya.

"Sekitar tahun 1980 dulu. Ayah saya meracik martabak durian ini pertama kali di Aceh. Waktu itu harganya sangat murah yaitu Rp500 hingga 700 rupiah perbungkus dan kini hanya dibanderol Rp7000 perbungkus. Harga sekarangpun saya anggap murah dengan kondisi harga durian melambung," kata Amir kepada detikTravel, Sabtu (30/12/2017).

Menggoreng martabak durian (Datuk Haris/detikTravel)Menggoreng martabak durian (Datuk Haris/detikTravel)


Dia mengaku, dengan mempertahankan cita rasa yang telah ada menjadikan martabak tempatnya itu terus diburu oleh masyarakat berbagai daerah di Aceh termasuk Medan, Sumatera Utara.

"Saya terus menjaga cita rasa dan kualitas dari maratabak sendiri. Saya tidak mau mengecewakan pelanggan. Apapun bahannya tetap yang paling bagus saya beli untuk membuat martabak," ujarnya.

Dia menambahkan selama ini, buah durian lokal menjadi fokus utama untuk martabaknya. Jika tidak ada barang, baru mengambil dari Medan, Riau dan Palembang.

Martabak ini bisa dijadikan oleh-oleh (Datuk Haris/detikTravel)Martabak ini bisa dijadikan oleh-oleh (Datuk Haris/detikTravel)
Untuk sehari, diperlukan 200 buah durian matang untuk dijadikan martabak. Dalam sehari, dirinya bisa menjual hingga 500 bungkus martabak durian. Pelanggannya beragam dan tak kalah penting, bisa juga dipesan dan dikirim langsung ke tempatnya di luar Aceh.

"Ramai yang beli siapa saja yang melintas. Mereka beli untuk oleh-oleh dari Aceh. Kebanyakan ada dari Medan juga. Alhamdulillah, tiap hari ramai," tambahnya.

Nah, bagi masyarakat yang belum merasakan martabak Amir dan saat ini berada di Aceh. Marilah singgah ke tempatnya di Aceh Utara. Dipastikan tidak akan menyesal! (wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads