Lihat Lagi Ugimba, Desa Cantik di Pedalaman Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lihat Lagi Ugimba, Desa Cantik di Pedalaman Papua

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 14 Feb 2018 12:30 WIB
Sleamat datang di Ugimba (Afif Farhan/detikTravel)
Ugimba - Desa cantik di pedalaman Papua itu bernama Ugimba, Kabupaten Intan Jaya. Panoramanya sungguh indah tapi sayangnya akses ke sana sangat sulit.

detikTravel pernah mendatangi Ugimba, saat Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz di tahun 2015 silam. 3 Tahun berselang, desa di ketinggian 2.000-an mdpl ini masih sama. Masih sulit akses transportasinya.

"Sampai sekarang masih sama seperti kamu datang dulu. Masih sama alamnya indah dan masih susah ke sana, harus jalan kaki," ujar Maximus Tipagau, masyarakat suku Moni asli Ugimba kepada detikTravel, Senin di kawasan Sarinah, Jakarta, Selasa (13/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya, Ugimba memang indah panoramanya. Lanskap hutan yang hijau lebat dan perbukitan seolah menjadi pagarnya. Sungai Es, begitu sebutannya untuk sungai yang mengaliri desa ini. Airnya langsung dari Pegunungan Jayawijaya, bersih segar dan sedingin es.

Lihat Lagi Ugimba, Desa Cantik di Pedalaman PapuaBentang alam di Ugimba (Afif Farhan/detikTravel)


Alamnya masih sangat asri. Tidak ada transportasi artinya tidak ada polusi, udaranya bersih. Perkebunan ubi dan bayam jadi view yang menarik.

Ada pemandangan secantik ini di sana Sungainya masih jernih nan dingin (Afif Farhan/detikTravel)


Masyarakatnya, suku Moni masih ada yang memakai koteka. Mata pencahariannya adalah berkebun dan berburu binatang. Sedangkan ada juga, yang jadi porter untuk mendaki ke Puncak Carstensz. Puncak tertinggi Indonesia di rangkaian Pegunungan Jayawijaya dengan ketinggian 4.884 mdpl, salah satu Seven Summits dunia.

Suku Moni yang jadi porter dan mengantar pendaki ke Puncak CarstenszSuku Moni yang jadi porter dan mengantar pendaki ke Puncak Carstensz (Afif Farhan/detikTravel)


"Ada beberapa yang bekerja jadi porter bersama saya, Adventure Carstensz. Kami membawa pendaki dalam dan luar negeri," kata Maximus yang juga selaku pendiri operator wisata Adventure Carstensz.

Soal kehidupan sosial masyarakatnya, masih jauh dari kata sejahtera. Sekolah di sana hanya ada satu dan siswa-siswanya hanya belajar sampai kelas 3 SD. Siswa-siswanya diajarkan pelajaran dasar, dari bahasa Indonesia sampai hitung-hitungan.

Sayangnya, sekolah yang dibangun pakai uang Maximus sendiri juga tidak berlangsung lama pembelajarannya. Hanya berlangsung sekitar 5 tahun dan kini sudah tinggal bangunannya saja.

Mama-mama di Ugimba sedang berkebunMama-mama di Ugimba sedang berkebun (Afif Farhan/detikTravel)


"Ya itu, akses ke sana masih susah harus jalan kaki satu hari dari Sugapa (masih di Kabupaten Intan Jaya). Terbang dulu pakai pesawat perintis dari Timika, lalu ke Sugapa dan jalan kaki. Susah kita, pembangunan susah di sana listrik saja belum masuk," paparnya.

Maximus masih menanti jadinya Trans Papua, jalan yang menghubungkan daerah-daerah di Papua dari Merauke sampai Sorong. Sebab dari sana, pelan-pelan transportasi makin baik. Barang-barang seperti makanan, obat-obatan pelan-pelan lebih mudah diantarkan. Pendidikan juga makin baik.

"Selama tidak ada jalan, Papua tidak akan tertolong dari pendidikannya, kesehatannya dan pendidikannya. Semua orang bicara Asmat, tapi kami di Ugimba juga sama. Kami semua orang Papua butuh perhatian dan dibantu," tutup Maximus yang juga punya Yayasan Somatua untuk membantu masyarakat Ugimba serta masyarakat-masyarakat pedalaman Papua lainnya.

Anak-anak UgimbaAnak-anak Ugimba (Afif Farhan/detikTravel)


(aff/aff)

Hide Ads