Bukit Masbait bukanlah sembarang bukit. Bukit ini jadi menjadi lokasi ziarah, tidak hanya bagi umat Kristen saja, melainkan terbuka untuk semua agama.
detikTravel berkunjung ke Bukit Masbait bersama rombongan Press Tour Kementerian Pariwisata. Perjalanan dari hotel kami di pusat kota Langgur menuju ke Bukit Masbait memakan waktu sekitar 30 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Budi Toffi, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Maluku Tenggara yang menemani kami di perjalanan ini pun langsung membuka cerita. Budi menceritakan soal sejarah awal dibuatnya Bukit Masbait.
"Dulu, bukit ini biasa jadi tempat pertapaan (bukit doa semua umat). Bukit ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Konon, Tuhan dipercaya selalu ada di tempat yang tinggi. Ini titik tertinggi di Pulau Kei Kecil. Ketinggiannya sekitar 300 mdpl," tutur Budi pada detikTravel, Kamis (15/3/2018).
![]() |
Di bukit inilah, setiap tahunnya umat Nasrani menjalankan ritual Jalan Salib. Bukit Masbait jadi representasi dari Bukit Golgota, lokasi dimana Yesus berkorban memanggul dosa manusia hingga berakhir dengan dipaku di tiang salib.
"Bukit ini menggambarkan perjuangan Yesus di Bukit Golgota, memanggul salib. Ada 14 tingkatan di bukit ini, masing-masing tingkatan ada penandanya," ujar Budi.
Yang menariknya adalah, Bukit Masbait dikelilingi oleh desa yang mayoritas dihuni oleh warga yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Meski begitu, tidak ada permusuhan di antara desa-desa ini.
![]() |
Hal berkebalikan yang justru terjadi adalah, mereka justru ikut membantu mengamankan Bukit Masbait setiap ada perayaan keagamaan besar digelar di sana.
"Bukit ini dikelilingi oleh 3 desa Muslim di bawah. Ada Desa Letman, Desa Dunwahan, dan Desa Singohoi. Ada juga Desa Kelangit, itu desa Katolik dan Ohoi Dertawun, desa Protestan. Mereka ikut menjaga tiap ada perayaan besar digelar di sini," kata Budi.
![]() |
Kabar soal karakter warga Kei yang cinta damai dan hidup saling bertoleransi pun sampai di telinga Paus Yohanes Paulus II saat itu. Dia pun memberikan hadiah spesial bagi masyarakat Kei dan kemudian diletakkan di atas Bukit Masbait.
Penasaran hadiah apa yang diberikan oleh Sang Paus? Baca artikel selanjutnya dari Kepulauan Kei di detikTravel ya!
(wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!