Tanggal 21 Maret 2018 menjadi titik kulminasi matahari. Di Pontianak, Kalimantan Barat, yang tepat di Garis Khatulistiwa, terjadi fenomena alam Hari Tanpa Bayangan, karena matahari tegak lurus di atas kita.
Nah, traveler yang telah merasakan Hari Tanpa Bayangan, setelah fenomena usai jangan langsung pulang. Ada beragam rekomendasi destinasi wisata. Buat yang mau beli oleh-oleh pun mudah. Traveler bisa mampir ke pusat oleh-oleh PSP di Jalan Pattimura, Kota Pontianak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dodol lidah buaya (Kurnia/detikTravel) |
Pontianak sendiri memang menjadi salah satu penghasil lidah buaya terbaik di Tanah Air. Buat oleh-oleh, ada yang diolah menjadi minuman segar, dodol sampai manisan. Selain olahan lidah buaya, beragam makanan lain juga ada seperti amplang, sotong pangkong, sambal cabai rawit botolan yang pedas mantap dan lain sebagainya.
Baca juga: Tugu Khatulistiwa & Bayangan yang Menghilang |
Sementara untuk suvenir pun tak kalah menarik. Miniatur Tugu Khatulistiwa dijual dengan beragam ukuran, yang sedang sekitar Rp 65 ribu. Kemudian kain khas Kalimantan Barat, senjata khas Dayak yaitu Mandau, kaos, gantungan kunci, gelang, dompet dan tas manik-manik mudah ditemukan di PSP. Traveler tinggal pilih saja ingin beli yang mana.
Toko-toko di sini rata-rata buka setiap hari sekitar pukul 08.00 sampai 21.00 malam. Oiya, kalau traveler membeli dalam jumlah banyak, tak perlu bingung bagaimana cara packing. Karena pihak toko biasanya sudah menyediakan jasa packing dengan kardus dan dibungkus dengan rapi.
Baca juga: Ini Mitos-mitos Saat Touring di Kalimantan |
Toko-toko berjejer di PSP (Kurnia/detikTravel) |
Komplek PSP (Kurnia/detikTravel) |
Aneka kain yang dijual untuk oleh-oleh (Kurnia/detikTravel) |












































Dodol lidah buaya (Kurnia/detikTravel)
Toko-toko berjejer di PSP (Kurnia/detikTravel)
Komplek PSP (Kurnia/detikTravel)
Aneka kain yang dijual untuk oleh-oleh (Kurnia/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Foto Tumpukan Kayu Gelondongan di Pantai Padang dan Danau Singkarak
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca