Biasanya sumber air panas ditemukan di sekitaran gunung berapi. Namun berbeda dengan di Kabupaten Ciamis, sumber air panas ditemukan di daerah yang jauh dari pegunungan. Hanya dataran tinggi seperti perbukitan, tepatnya di Blok Nusa, Dusun Nanggewer, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Di lokasi itu ditemukan dua titik sumber air panas yang saling berdekatan, di pinggir Sungai Ciharus. Meski sudah ditemukan puluhan tahun, namun warga tidak banyak yang mengetahuinya. Karena letaknya tersembunyi di hutan milik warga dan dipenuhi semak-semak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dulu sumber air panas ini sering dikunjungi warga sekitar, yang bermaksud untuk mandi dan dipercaya menyembuhkan penyakit kulit dan gatal-gatal. Meskipun sumber air panas ini tidak menimbulkan bau belerang pada umumnya.
Bahkan warga sempat memasang dinding-dinding batu di sekitaran sumber air panas hingga menyerupai sebuah kolam berukuran 2x4 meter. Sementara satu titik lagi berukuran seperti lingkaran dengan diameter sekitar 1 meter.
Seiring waktu, sumber air panas yang biasa disebut Cipanas ini dilupakan karena tidak dirawat dengan baik. Pasalnya terletak di lahan tak bertuan di sekiran bantaran sungai. Sehingga rerumputan banyak tumbuh dan menutupi akses menuju sumber air panas.
"Dulu masyarakat sekitar banyak datang kesini untuk mandi, karena airnya bisa digunakan menyembuhkan penyakit kulit dan gatal-gatal, sekarang sudah jarang yang kesini," ujar Yayat Herdani warga setempat di lokasi sumber air panas "Cipanas" Jumat (20/4/2018).
![]() |
"Ada yang menduga ini bekas letusan gunung tapi sudah tidak aktif. Sampai sekarang belum ada penelitian dari pihak terkait sumber air panas ini," ungkap Yayat.
Dikatakan Yayat, air tersebut akan terasa panas pada pagi hari hingga mengeluarkan uap. Namun pada siang harinya air akan terasa hangat, ditambah lagi air dari sungai Ciharus banyak yang merembes masuk ke kolam air panas itu. Alhasil air panas tersebut menjadi hangat.
"Kalau dulu air ini sangat panas, sekarang tidak sepanas dulu, hangat. Karena sudah tercampur air dari sungai," jelas Yayat.
![]() |
"Sumber air panas ini baru dikenal di wilayah sekitaran saja, kalau ke daerah lain masih belum banyak yang tahu. Juga tidak dikelola sehingga kondisinya sekarang banyak ditanami rumput," katanya. (bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar