Siang ini, Jumat (4/5/2018) detikTravel kembali mengunjungi Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih akrab dikenal dengan Museum Fatahillah pasca renovasi. Ada beberapa tampilan baru yang lebih segar dari sebelumnya.
Pertama dari pintu masuk. Apabila dulu pintu masuk museum berada tepat di pelataran Alun-alun Fatahillah, kini pintu masuknya diubah ke sisi kanan yang sejalan ke arah Museum Bank Mandiri. Traveler pun tidak usah bingung, cukup ikuti saja papan penanda yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi traveler yang membawa barang atau tas, bahkan bisa menitipkan lebih dulu di bagian loker yang berada di meja pembelian tiket. Sebuah fitur standar yang umum dijumpai di banyak museum di luar negeri.
Halaman Museum Fatahillah (Randy/detikTravel) |
Usai membeli tiket, di ruangan pertama traveler akan disambut dengan ruang mural Harjadi. Sesuai namanya, ruang ini menampilkan mural karya seniman Harijadi Sumodidjojo yang bergambar kehidupan di Batavia dari tahun 1880 hingga 1920. Bukan di atas kanvas, mural ini pun dilukis di dinding museum.
Dari ruang mural, traveler pun akan tiba di halaman dalam Museum Fatahillah. Belok kiri di belakang patung Dewa Yunani Hermes, traveler bisa masuk ke dalam ruangan museum utama.
Secara tampilan, tidak ada banyak perubahan di dalam museum utama. Hanya saja, kini papan penanda beserta informasinya jadi lebih rapi. Dari ruang pertama, traveler tinggal mengikuti papan penanda untuk menikmati koleksi museum dari awal hingga pintu keluar.
Secara teknis,di lantai 1 traveler bisa mengenal lebih jauh sejarah Jakarta dari masa Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, kedatangan VOC hingga prosesnya menjadi Batavia. Semua dikemas rapi lewat tulisan informatif di dinding museum.
Koleksi senjata zaman dulu (Randy/detikTravel) Foto: Johanes Randy Prakoso/detikTravel |
Tidak hanya itu, traveler juga bisa melihat koleksi furnitur hingga perlengkapan yang dahulu ada di Museum Fatahillah. Sebut saja kursi, meja bundar, lemari buku hingga uang lama.
Terakhir, jangan lupa juga untuk melihat ruang penjara yang terletak di area bawah Museum Fatahillah. Bisa jadi ini merupakan area museum yang paling seram, mengingat banyaknya tahanan yang dahulu meninggal di penjara tersebut.
Koleksi museum dan informasinya (Randy/detikTravel) |
Puas melihat isi museum, traveler bisa mampir ke sentra jajanan tradisional yang kini hadir di area halaman museum. Kuliner khas Jakarta seperti es selendang mayang hingga kerak telor menjadi beberapa pilihan. Oh iya, jangan lupa juga belanja suvenir di toko oleh-oleh dalam museum.
Apabila tertarik, Museum Fatahillah buka setiap hari dari pukul 08.00-17.00 WIB kecuali Senin dan Hari Libur Nasional. Tiket masuknya pun cukup bersahabat di kantong, cukup Rp 5 ribu rupiah saja. Ayo ke Museum Fatahillah! (sna/aff)












































Halaman Museum Fatahillah (Randy/detikTravel)
Koleksi senjata zaman dulu (Randy/detikTravel) Foto: Johanes Randy Prakoso/detikTravel
Koleksi museum dan informasinya (Randy/detikTravel)
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi