Pantai ini berada di wilayah selatan Kabupaten Bima, NTB tepatnya di Desa Soro, Kecamatan Lambu Sape, Pulau Sumbawa. Pantai cantik ini tidak jauh dari Pelabuhan Sape, yaitu gerbang laut yang menghubungkan ujung Pulau Sumbawa dan Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jarak tempuh Lariti dari Kota Bima bisa dicapai dalam waktu satu jam perjalanan dengan mengendarai mobil.
Pantai Lariti menawarkan kesunyian yang dibalut keindahan panorama. Pasir yang terbentang di sepanjang pantai serta birunya laut membuat wisatawan yang datang akan enggan berpaling. Ditambah lagi dengan pulau-pulau kecil dan bukit yang berbaris rapi seakan menarik minat wisatawan untuk berlama-lama berada di Pantai Lariti Bima ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"So Lampa Jara menyimpan romantika sejarah di masa silam. Sebagaimana ditulis Fahru Rizki bahwa areal ini adalah tempat pelepasan hewan dan kuda sultan Bima," tutur Alan Malingi, budayawan Bima kepada detikTravel, Selasa (23/7/2018).
Kemunculan kuda putih sultan Bima, kata Alan diikuti oleh kuda-kuda lainnya di sekitar kawasan Lariti dan sering dituturkan juga oleh warga yang tinggal di sekitar tempat itu.
BACA JUGA: 7 Destinasi yang Mesti Kamu Datangi di Mandalika
Pantai Lariti diharapkan akan terus menjadi perhatian wisatawan di masa yang akan datang. Apalagi saat ini jalur jalan di kawasan Lariti sedang diperbaiki, maka akan semakin memudahkan akses menuju kawasan Pantai Lariti. Perlu promosi yang lebih untuk memperkenalkan Pantai Lariti.
"Penataan Lariti perlu dan harus terus dilakukan terutama penyediaan fasilitas pendukung lainnya seperti toilet, air bersih, kelistrikan, jaringan seluler dan sarana kebersihan seperti bak sampah," ujar Alan.
Alan juga mengungkapkan, penyadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan perlu terus dilakukan.
"Ekosistem di kawasan Lariti dan sekitarnya harus tetap terawat dan terjaga," katanya. (sym/fay)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau