Berjarak sekitar 35 Km dari Bandar Udara Tambolaka, Kampung Adat Ratenggaro menjadi salah satu destinasi budaya Sumba. detikTravel pun sempat berkunjung ke sana pada Jumat pekan lalu (10/8/2018).
Menggunakan mobil sewaan, butuh waktu sekitar 1 setengah jam untuk mencapainya. Maklum, belum ada kendaraan umum untuk mencapai desa ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, Kampung Adat Ratenggaro memang dikenal akan banyaknya kuburan megalitikum. Secara arti kata, 'Rate' berarti kuburan dan 'Garo' merujuk orang-orang Garo. Kuburan orang-orang Garo, demikian arti namanya.
![]() |
Tak jauh dari kuburan megalitikum, traveler dapat menjumpai sejumlah rumah adat Sumba (Uma Kelada). Ciri khasnya, rumah ini berbentuk panggung dan memiliki atap tinggi yang ditutupi oleh jerami. Jangan lupa juga untuk membayar biaya retribusi di awal.
"Rumah ketua adat yang atapnya paling tinggi," ujar pemandu kami, Indra.
Walau mirip, setiap rumah adat memiliki tinggi atap yang berbeda-beda. Konon tingginya menjadi status di kampung adat. Setiap rumah pun ditinggali oleh beberapa orang yang masih keluarga.
![]() |
Menariknya lagi, Kampung Adat Ratenggaro langsung menghadap muara Sungai Waiha dan pantai. Di seberangnya pun tampak Kampung Adat Waingapu. Indah bukan main!
Selain bisa melihat kuburan batu dan rumah adat, traveler juga bisa membeli aneka kain tenun dan kerajinan tangan yang dibuat oleh warga lokal.
![]() |
Namun, traveler harus siap apabila ditawari barang oleh warga lokal. Tolak lah dengan tegas apabila tak ingin membeli.
Akan lebih baik juga bila kamu membawa permen dan buku tulis untuk anak-anak di kampung ini. Hanya saja, jangan pernah memberi uang ke anak-anak karena akan menjadi kebiasaan tak baik.
Tonton juga video: 'Keindahan Rumah Adat Tradisional Sumba di Waikabubak'
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum