10 Bali Baru tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru (BTS) di Jawa Timur, Mandalika Lombok di NTB, Labuan Bajo di NTT, Wakatobi di Sultra dan Morotai di Maluku Utara. Masing-masing destinasi tentu punya potensi wisata yang berbeda-beda.
3A Bakal terus digenjot, yakni Atraksi, Akses dan Amenitas. Kementerian Pariwisata akan terus mempromosikan dan membenahinya, dengan masing-masing destinasi memiliki tim percepatannya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menuju Wakatobi, membutuhkan waktu sekitar 3 jam penerbangan. Dari Jakarta transit di Kendari (ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara), lantas 40 menit dengan pesawat berbadan kecil ke Bandara Matahora di Pulau Wangi-wangi.
Wakatobi sendiri merupakan singkatan dari nama 4 pulau, yaitu Wangi-wangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko. Lokasinya berjejeran dan tiap pulau dapat ditempuh dengan naik boat selama 3-4 jam.
"Wisata di Wakatobi adalah wisata bawah laut, bisa snorkeling dan diving. Tidak ada wisata daratnya," ujar Aci, salah seorang guide dari Wakatobi Patuno Resort di Desa Patuno, Pulau Wangi-wangi.
![]() |
Dari laman resmi website Kementerian Pariwisata, indonesia.travel tertulis Wakatobi memiliki 942 spesies ikan dan 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Maka tak ayal, sebegitu digdaya bawah lautnya!
"Setiap pulau memiliki banyak spot diving, seperti Pulau Wangi-wangi punya 20-an, Pulau Tomia punya lebih dari 40 dan Kaledupa di atas 10. Kalau di Binongko, jarang orang ke sana dan paling jauh lokasinya. Di spot-spot diving, juga bisa snorkeling karena terumbu karang sudah terlihat jelas," terang Aci.
"Tapi harus berhati-hati, sebab di depannya palung dan kadang kalau arus kuat bisa terbawa," tambahnya.
![]() |
Disarankan, sebaiknya wisatawan yang mau ke Wakatobi memiliki diving license alias lisensi selam. Memang sih snorkeling juga sudah puas, tapi kalau diving bakal lebih puas berkali-kali lipat!
Soal penginapan, memang belum begitu banyak. Aci menjelaskan, baru ada beberapa losmen, homestay dan resort. Khusus yang terakhir, jumlahnya bisa dihitung jari.
"Soal harga, ada yang dari Rp 300 ribuan per malam. Biasanya sih wisatawan yang ke sini menghabiskan waktu 4-5 hari. Karena ya itu tadi, aktivitasnya semuanya di bawah laut dan tidak ada di darat jadi tidak terlalu lama-lama," terang Aci.
![]() |
Waktu terbaik ke Wakatobi adalah pada bulan September sampai Desember. Sebab saat itulah, lautan sedang tenang.
"Kebanyakan sih wisatawan stay di Pulau Wangi-wangi. Sebenarnya bisa juga memilih mau ke Kalidupa atau Tomia, tergantung selera saja dan budget maunya di mana," tutur Aci.
Suku yang mendiami Wakatobi adalah suku Buton dan Bajo. Suku Bajo mudah ditemui di pesisir pantai yang dikenal juga dengan sebutan manusia laut. Jangan heran, mereka kuat banget tahan nafas di air!
![]() |
Dalam pantauan detikTravel, tampaknya belum banyak investor di Wakatobi. Di lain sisi, tampaknya promosi Wakatobi yang dilakukan pemda setempat dan Kementerian Pariwisata juga belum terdengar gaungnya. Mungkin karena jumlahnya ada 10 destinasi Bali Baru, jadinya harus antre terlebih dulu.
"Di Wakatobi, masyarakatnya masih hidup sebagai nelayan. Pariwisata belum terlalu dirasakan, tapi pasti kami juga berharap bisa hidup dari pariwisata. Sekarang kondisi kami baik kok, paling listrik suka mati dan harga bensin yang tinggi dan langka. Ya sudah nikmati saja," papar Aci sambil tersenyum.
![]() |
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks