Berkunjung ke Sumenep, tak lengkap rasanya jika tak menilik wisata keratonnya. Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura ini memang terkenal dengan kekayaan peninggalan keraton yang masih terjaga hingga kini.
Saat detikTravel menapaki Museum Keraton Sumenep baru-baru ini, tersaji banyak peninggalan para sultan berikut permaisurinya. Mulai dari kendaraan kereta kencana hingga barang-barang penunjang perang. Mata pun dimanjakan berbagai benda antik yang masih lestari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: (Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel) |
Dulunya, Taman Sare ini merupakan tempat mandi para sultan dan permaisuri. Namun kini pengunjung hanya diperbolehkan untuk membasuh muka dan tangan saja menggunakan air di kolam. Dalam kolam tersebut juga terdapat tiga pintu masuk yang berbeda. Menariknya setiap pintu masuk memiliki mitos masing-masing.
Jalan masuk melalui pintu pertama diyakini dapat membuat pengunjung awet muda, juga dipermudah mendapatkan jodoh hingga keturunan. Kebanyakan pengunjung pun memilih masuk lewat pintu ini sembari mengambil sedikit air untuk cuci muka.
Sementara di pintu kedua, konon dapat meningkatkan karir dan kepangkatan. Lalu, di pintu ketiga dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan pada Tuhan.
(Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel) |
Taman Sare menjadi salah satu daya tarik wisatawan saat mengunjungi museum. Wisatawan tak hanya berasal dari sekitar Madura saja, namun juga berasal dari beberapa daerah di Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, juga wisatawan luar pulau dan mancanegara.
Salah satu pengunjung dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Salema mengatakan cukup tertarik untuk membasuh muka dengan air kolam. Salema yang datang bersama anak-anaknya mengaku melewati pintu pertama karena ingin awet muda.
(Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel) |
"Saya datang dari Sumbawa, senang bisa ajak anak-anak kesini coba air Tanah Sare," ujar Salema.
Tak hanya berisikan air bening berwarna hijau saja, di Taman Sare juga terdapat ikan-ikan berukuran besar. Namun pengunjung dilarang untuk memancing ikan-ikan ini. Selain karena terdapat mitos larangan memancing, hal ini juga penting untuk menjaga kelestarian taman. (bnl/aff)












































Foto: (Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel)
(Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel)
(Hilda Meilisa Rinanda/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Kata Jokowi soal Whoosh Bikin Rugi: Itu Investasi
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Kebiasaan Sultan Jogja Saat Naik Pesawat: Selalu Bawa Tas Sendiri