Sisi Lain Pantai Kuta: Kisah Pencari Rezeki yang Turis Jarang Tahu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sisi Lain Pantai Kuta: Kisah Pencari Rezeki yang Turis Jarang Tahu

Aditya Mardiastuti - detikTravel
Jumat, 16 Nov 2018 16:30 WIB
Foto: Pedagang dan turis di Pantai Kuta Bali (Aditya/detikTravel)
Kuta - Jutaan orang pernah liburan ke Pantai Kuta di Bali. Ada banyak cerita soal sunset dan surfing, tapi cerita yang satu ini mungkin luput dari perhatian traveler.

Pantai Kuta, Bali masih jadi primadona bagi para turis yang berwisata ke Bali. Tak hanya wisatawan, banyak pula warga lokal yang mencari rejeki di kawasan pantai itu. Tapi pernahkah traveler ngobrol-ngobrol panjang dengan mereka?

Salah satunya adalah pedagang bakso, Nyoman (60). Dia mengaku sudah berjualan selama 25 tahun di Pantai Kuta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya jualan nggak tentu, kadang dari jam 11.00 Wita, kadang juga berangkat pagi pokoknya selesai kerjaan rumah, " kata Nyoman saat berbincang, Jumat (16/11/2018).

Warga asli Banyuwangi yang menikah dengan warga Bali itu bercerita pembeli di warungnya kebanyakan turis lokal. Jarang ada pembeli ada bule yang mampir ke warungnya.

"Bakso 3 kg-an, tapi sepi 3 bulan ini. Lokal yang paling banyak nglarisin. Bule paling sehari 5 atau 1 kadang nggak ada," terangnya.

Sisi Lain Pantai Kuta: Kisah Pencari Rezeki yang Turis Jarang TahuFoto: Pedagang bakso di Pantai Kuta (Aditya/detikTravel)

Nyoman mengaku jarang menghitung omsetnya. Namun, dia mengaku senang bekerja di sini karena ramai.

"Saya nggak pernah ngitung, yang penting dagangan habis aja," jelasnya.

"Mantu dulu jualan di depan Joger tapi tutup soalnya sepi. Ya sekarang jualan di sini saja, " imbuhnya

Selama berjualan di Kuta banyak cerita menarik yang dia alami. Salah satunya soal rebutan pembeli hingga pembeli yang cerewet.

"Ada aja namanya juga jualan. Kadang pembeli ada yang cerewet sampai ada juga yang beli cuma bayar seadanya kadang kasihan ya sudah. Tapi ada juga pembeli yang bayarnya lebih," ujarnya.

Nyoman mengatakan rejeki sudah diatur Tuhan. Dia lalu menyontohkan seorang bule yang membeli baksonya lebih dari harga yang dia tawarkan.

"Nih yang saya bilang rejeki sudah ada yang atur. Harganya Rp 40 ribu, dikasihnya Rp 50 ribu, " ujarnya sambil tersenyum.

Tak jauh dari tempat Nyoman berjualan ada juga Alin pedagang minuman. Selain minuman, dia juga menyewakan meja dan kursi.

"Jualan di sini sudah 4 tahun, tapi kalau di Bali sudah 8 tahun. Sebelumnya kerja SPG, di mana-mana udah, cuma sekarang ikut suami yang sudah lebih dulu di sini, " ujar Alin.

Wanita asal Lumajang ini mengatakan keutungan yang dia dapatkan juga tak tentu. Tergantung kunjungan wisatawan yang berkunjung, hanya saja dia diuntungkan dengan lokasi yang mudah dikenali karena dekat dengan pintu masuk.

"Kadang sehari nggak mesti dapat, dari pagi kadang jam 16.30 Wita baru dapat. Aku biasa buka dari jam 07.00-19.00 Wita. Untungnya aku dapet lokasi patokannya gampang, Hard Rock kan udah terkenal. Kadang ada langganan dari Makassar, Jakarta juga yang dateng dari jauh udah manggil-manggil, " ceritanya.

Sembari wawancara, setiap ada turis yang lewat di lapaknya dia pun dengan sigap menawarkan dagangannya. "Drink sir, cold water, beer? " ucap Alin ke setiap turis yang lewat di lapaknya.

Sisi Lain Pantai Kuta: Kisah Pencari Rezeki yang Turis Jarang TahuFoto: Beberapa pedagang di Pantai Kuta (Aditya/detikTravel)

Tak semua turis tertarik untuk menikmati minuman yang dia jajakan. Hingga akhirnya seorang turis wanita mampir membeli minuman soda sembari menunggu pasangannya selesai berselancar.

Alin mengatakan setiap pedagang di Pantai Kuta memiliki batas-batas saat berdagang. Setiap pedagang tak boleh menawarkan dagangannya di lapak tetangganya untuk menjaga persaingan.

"Nah, berhubung yang jual minuman di sini libur saya bisa menawarkan. Kalau dia masuk ya saya cuma bisa tawarin ke turis yang lewat di tempat saya, kan sudah ada batas di pohon-pohonnya jelas, " katanya sambil menunjuk batas yang dimaksud.

Senada dengan Nyoman, Alin juga percaya rejeki sudah diatur Tuhan. Ia memiliki prinsip bahwa pekerjaanya dilakukan dengan baik, dan dia sudah berusaha dalam bekerja.

"Sehari kadang habis setoran Rp 100 ribu kadang dibagi dua, sama sewa. Paling banter Rp 200-300 ribu. Kalau bule seringkali belinya bir, kalau Australia itu bir bisa habis 2 krat kalau sama teman-temannya," ujarnya.


Tonton juga 'Wisatawan Tetap Merasa Aman Liburan di Bali':

[Gambas:Video 20detik]

Sisi Lain Pantai Kuta: Kisah Pencari Rezeki yang Turis Jarang Tahu
(sna/fay)

Hide Ads