Jaehwan Kim (32), salah seorang pelancong asal Korea Selatan bercerita, kunjungannya ke Batukaras merupakan yang pertama. Jaehwan datang bersama pacar dan dua teman lainnya.
Menurut Jaehwan, ia telah lama mendengar tentang ombak Batukaras yang populer di kalangan para peselancar. Akhirnya tahun ini, setelah dari Bali, ia bertolak ke Batukaras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain grupnya, menurut pria asal Kota Busan ini, ada beberapa grup turis Korea lain yang ia jumpai di Pantai Batukaras. Sebagian lainnya, kata dia, telah mengunjungi Batukaras beberapa kali.
"Mereka rata-rata datang untuk berselancar, " kata Jaehwan kepada detikTravel, Kamis (7/2/2019).
Dua pekan melewatkan waktu di Batukaras, Jaehwan mengaku puas dengan kondisi ombak di pantai tersebut. Spot ombak di Batukaras, menurut dia bervariasi, mulai dari yang kecil untuk pemula hingga yang lebih menantang.
"Saya sendiri pengajar surfing di Korea. Tapi di sana ombaknya kecil, jadi di sini cukup sulit, saya masih belajar," kata Jaehwan.
|
Selain pantai dan ombaknya, Jaehwan juga senang dengan keramahan warga, termasuk para peselancar lokal. Karena kesan ini, ia menyebut akan mempromosikan Batukaras pada teman-temannya di Korea.
Namun begitu, kata dia, ada sedikit kekurangan dari objek wisata Batukaras, yakni kendala jarak. Ia mengaku tidak ada masalah dengan penerbangan dari Bali ke Bandung. Tapi menuju Batukaras dari Bandung, kata dia, cukup merepotkan.
"Kami dari Korea kebanyakan membawa longboard. Kami harus sewa mobil, dan perjalanan sekitar enam jam. Ini lumayan mahal," kata dia.
Ia mendengar Pangandaran telah memiliki landasan udara, tapi daya dukungnya masih terbatas. Ia berharap, Pangandaran segera memiliki bandara yang representatif. (sym/fay)












































Foto: (Andi Nurroni/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia