Pulantara merupakan salah satu bangunan tua di kompleks Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tepatnya di area Kebon Jimat Keraton atau di belakang Museum Pusaka Keraton Kanoman.
Juru bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi menceritakan Pulantara sudah ada sejak era Pakuan tahun 1445, era kepemimpinan Pangeran Cakrabuana. Cerita pembangunan Pulantara pun masih menjadi misteri. Menurut sesepuh keraton, lanjut Arimbi, Pulantara dibangun dalam waktu sehari semalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan Pulantara terbagi menjadi tiga lantai. Lantai paling atas merupakan ruangan rapat. Dahulu Pulantara sempat digunakan Pangeran Carabuana sebagai tempat dakwah. Namun kemudian dialihfungsikan menjadi tempat prajurit beristirahat.
"Pulantara ini sempat digunakan rapat oleh Pangeran Cakrabuana untuk dakwah Islam, itu sebelum jadi tempat istirahat prajurit," tutur Arimbi.
"Pada zaman kesultanan tahun 1677, Pulantara difungsikan menjadi tempat peristirahatan prajurit perang keraton," imbuhnya.
Foto: (Sudirman Wamad/detikTravel) |
Arimbi mengaku belum menemukan catatan terkait daya tampung Pulantara. Namun, menurut Arimbi, dilihat dari luas bangunan Pulantara dapat menampung seribuan prajurit perang keraton.
BACA JUGA: Batu Lawang, Wisata Alam Ngehits dari Cirebon
Ia menyebutkan peralihan fungsi Pulantara, dari tempat rapat dakwah menjadi tempat peristirahatan prajurit bisa terjadi karena berbagai sebab. Cirebon saat itu memang menjadi incaran penjajah dan kerajaan lainnya.
"Waktu era kesultanan itu Cirebon jadi rebutan. VOC, Mataram, dan Banten memperebutkan Cirebon. Karena kepentingan politik," ucapnya.
Foto: (Sudirman Wamad/detikTravel) |
Nah, bangunan yang dulunya tempat peristirahatan prajurit itu kini telah disulap menjadi megah. Sebelum direnovasi pada tahun 2017, bangunan Pulantara hanya tinggal puing-puing.
"Dari dulu itu tinggal puing-puingnya saja, memang bentuknya tiga lantai. Direnovasi juga tetap tiga lantai.
(krn/aff)












































Foto: (Sudirman Wamad/detikTravel)
Foto: (Sudirman Wamad/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Denda 50 Kerbau Menanti Pandji Pragiwaksono usai Candaan Adat Toraja
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya