Kampanye perdana di Banyuwangi, Jawa Timur, Joko Widodo datang bersama Iriana Jokowi, Senin(25/3). Usai kampanye Iriana menyempatkan diri melihat booth UMKM yang ada di area Taman Blambangan.
Booth tersebut menjual sejumlah oleh-oleh khas Banyuwangi, mulai dari makanan hingga batik khas Banyuwangi. Di salah satu booth, Iriana langsung tertarik dengan batik Banyuwangi berwarna coklat bermotif warna hitam. Iriana pun langsung membeli batik tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain terkenal sebagai Kota Festival, Banyuwangi punya wisata oleh-oleh batik dan kopi khas. Informasi yang dihimpun detikcom, Rabu (27/3/2019) Banyuwangi punya motif batik khas bernama Gajah Oling. Wisatawan yang mau melihat sentra pembuatan batik khas Banyuwangi bisa datang ke Batik Pringgokusumo di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Batik Pringgokusumo rupanya lebih mirip industri rumahan. Ada satu ruang pamer, rumah yang tampaknya tempat tinggal pemilik, dan di samping rumah ada tempat pembuatan batik cetak, penjemuran dan pencelupan.
Ciri khas dari batik Gajah Oling adalah bagian seperti belalai gajah. Batang bunga yang digambar melengkung seperti belalai gajah. Kisaran harganya mulai dari Rp 75.000-300.000.
![]() |
Namanya juga Banyuwangi si KoFeta Festival, sehingga batik pun punya tempat untuk memamerkan keindahannya. Banyuwangi punya Batik Festival yang menarik bagi wisatawan.
Untuk pecinta kopi, Banyuwangi mempersembahkan kopi Osing. Kopi Osing asli Banyuwangi ditanam di ketinggian 700-800 mdpl asal perkebunan Kalibendo.
Traveler bisa menikmati Osing di coffee shop Sanggar Genjah Arum. Ini bukanlah coffee shop biasa. Sanggar Genjah Arum, begitu namanya, punya 7 rumah adat Osing yang masih terjaga dengan baik.
![]() |
Osing adalah nama suku yang mendiami Bumi Blambangan alias Banyuwangi. Coffee shop ini terletak di Desa Wisata Kemiren yang udaranya sejuk.
Selain Sanggar Genjah Arum, ada pula Kopi Osing di Pasar Sritanjung dan Kampung Lego yang lebih baru dan kekinian. Kopi digiling dan proses sendiri agar rasa lebih nikmat.
Punya cita rasa tersendiri, Banyuwangi menghadirkan tradisi ngopi bareng yang dikemas dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren. Ngopi Sepuluh Ewu sendiri jika diartikan ialah sepuluh ribu cangkir kopi.
![]() |
Masyarakat Desa Kemiren nantinya akan mengeluarkan satu buah meja dan kursi untuk menerima tamu yang akan ikut serta ngopi bareng. Cangkir-cangkir khusus juga akan dikeluarkan untuk menghidangkan kopi yang merupakan hasil panen perkebunan rakyat di Banyuwangi. Meja-meja itu akan disusun sepanjang 1,5 Kilometer di sepanjang jalan utama Desa Kemiren.
Festival ini terus digelar tiap tahun dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kamu sudah pernah ikut festival ini? (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol