Ngejot menjadi tradisi masyarakat Desa Lenek yang mengantarkan bermacam dan jenis makanan khas Desa Lenek. Makanan dibawa dalam satu nampan wadah dulang atau disebut sampak.
Dulang kemudian dipersembahkan kepada keluarga, orangtua dan pemimpin warga. Ngejot dilakukan untuk menjalin tali silaturahmi kepada keluarga, tokoh adat, tokoh agama, pemimpin desa, kerabat serta sahabat lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Rumah Budaya Paer Lenek, Gunaraya saat berbincang dengan detikcom, Kamis (16/5/2019) kemarin menuturkan Ngejot bisa dilakukan sebelum dan sesudah Idul Fitri.
"Sebelum dan sesudah Lebaran. Memang dulunya sebagian besar masyarakat melakukan Ngejot setelah Hari Raya Idul Fitri, dikarenakan dulu masyarakat tidak sesibuk sekarang ini," katanya.
|  (Paer Lenek/Istimewa) Foto: undefined | 
Pada perkembangannya, banyak juga masyarakat yang melakukan Ngejot pada sehari sebelum Lebaran, dengan alasan supaya setelah salat Idul Fitri bisa ke tempat keluarga dan kerabat yang lain.
Salah satu tujuan Ngejot supaya tetangga atau keluarga yang belum mendapatkan rezeki pada hari itu bisa ikut merasakan kebahagian di hari Lebaran.
"Semangat berbagi dan silaturahmi itulah yang kemudian oleh teman-teman mau ditanamkan, karena kita tahu banyak dari kita sudah mulai berpikir individual dan kurang peduli sesama," urai Gunaraya.
Setiap tahun, Rumah Budaya Paer Lenek menggelar Festival Ngejot. Festival Ngejot merupakan refleksi kearifan lokal. Festival ini digelar sebagai moment untuk memperkenalkan tradisi dan budaya pada generasi selanjutnya.
Harapannya lainnya juga agar bisa menumbuhkan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya yang dimilikinya.
(sym/fay)








































.webp)













 
                     
             
             
  
  
  
  
  
  
  
 
Komentar Terbanyak
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Kata Jokowi soal Whoosh Bikin Rugi: Itu Investasi
Whoosh Diterpa Dugaan Korupsi, KPK: Pengusutan Tidak Ganggu Operasional