Salah seorang pengelola wahana sepeda air, Ponijo (54) menjelaskan, bahwa wahana sepeda air ini masih sangat baru. Bahkan, warga setempat belum memberi nama untuk wahana tersebut.
"Ini (wahana sepeda air) baru sekitar 3 minggu mas. Untuk nama dan plakatnya saja belum punya, jadi ini masih sangat baru," ujarnya saat ditemui detikcom di Sungai Oya, RT.4, Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Minggu (21/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melihat video cara pembuatan sepeda air itu, para pemuda langsung berkeinginan untuk membuatnya sendiri.
"Terus kami mulai mengumpulkan bahan-bahan seperti 2 rangka sepeda, sisa besi untuk membuat pagar, pralon (pipa PVC) dan fiber. Untuk pengerjaannya dilakukan setiap malam hari, dan setelah 3 malam akhirnya selesai juga 1 unit sepeda air," ucapnya.
![]() |
Sepeda itu berupa 2 unit sepeda yang dilas dengan beberapa potongan besi sehingga saling berhubungan. Sedangkan agar bisa dikendarai di atas air, sebuah kincir air dari bahan fiber terpasang di bagian belakang sepeda.
Nantinya, kincir tersebut akan bergerak jika pedal sepeda dikayuh, hal itu karena rantai sepeda tersebut telah terhubung dengan kincir air. Sedangkan untuk kaki-kakinya, sepeda berwarna hijau ini menggunakan 2 buah pipa berukuran besar yang terpasang pada sisi kanan dan kiri sepeda.
"Nah, pas percobaan pertama nggelempang (sepeda air terguling) karena paralonnya kurang panjang. Setelah itu ganti paralonnya dan akhirnya bisa digunakan untuk bersepeda di atas air," katanya.
Setelah berhasil, warga berkeinginan lagi untuk membuat sepeda air. Namun, untuk sepeda air kedua ini hanya menggunakan satu unit rangka sepeda kayuh saja.
"Untuk sepeda kedua ini hanya satu sadel dan tidak pakai paralon karena mahal, mengingat 1 paralon itu harganya Rp 300 ribu, beli 2 sudah Rp 600 ribu. Karena mahal itu terus kami ganti dengan galon, tapi untuk penggerak kincir anginnya ditambah 1 lagi jadi 2 kincir," ujarnya.
Menurut warga RT.4, Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul ini, total biaya yang dikeluarkan untuk membuat 2 unit sepeda air itu adalah Rp 3 juta. Dana tersebut berasal dari patungan warga setempat.
"Setelah itu baru buat wahana ini Mas, selain menyediakan sepeda air ada kano juga untuk menyusuri Sungai Oya. Untuk menyusuri Sungai Oya pakai sepeda atau kano ini hanya perlu bayar Rp 5 ribu per orang, untuk waktu tidak dibatasi, tapi kalau pas banyak pengunjung itu dibatasi satu kali bolak balik saja," ucap Ponijo.
"Biaya Rp 5 ribu per orang itu sudah termasuk sewa rompi pelampung," imbuhnya.
Ponijo menambahkan, bahwa wahana sepeda air ini buka dari pagi hingga menjelang Maghrib. Menurutnya, meski wahana sepeda air hanya beroperasi saat musim kemarau, ia mengaku sudah banyak wisatawan yang datang dan mencoba sepeda air di Sungai Oya.
![]() |
"Setiap hari selalu ada yang datang, kebanyakan hanya mau foto-foto. Kalau pas akhir pekan seperti ini bisa sampai puluhan orang, wong dalam sehari kalau hari Sabtu-Minggu itu bisa dapat Rp 250 ribu," katanya.
"Dari pendapatan itu (wahana sepeda air) rencananya digunakan untuk pengembangan. Rencananya kami mau tambah 1 lagi untuk sepeda airnya, sepeda air yang ketiga ini 2 sadel dengan penggerak 2 kincir angin," ucapnya.
Salah seorang pengunjung, Wahyu Mahmudiyanto (28) mengatakan bahwa baru pertama kali mencoba wahana sepeda air. Menurutnya, menyusuri Sungai dengan bersepeda merupakan hal yang menyenangkan.
"Pertama itu lihat di Instagram, karema unik terus penasaran dan ingin mencoba. Setelah mencoba ternyata asyik dan seru juga, karena kan biasanya kalau susur sungai itu pakai kano atau perahu, nhah ini pakai sepeda," ujarnya.
Warga Kelurahan Condongcatur, Kabupaten Sleman ini bahkan menilai wahana sepeda air ini sangat cocok untuk melepas penat setelah seminggu bekerja. Namun, ia menyangkan kurangnya unit sepeda air di wahana tersebut.
"Ya kalau bisa sepeda airnya ditambah lagi, jadi pengunjung tidak perlu mengantre lama untuk mau mencobanya (sepeda air di Sungai Oya)," kata Wahyu.
![]() |
Cara ke Sana:
Untuk mencapai wahana baru itu, wisatawan hanya perlu melakukan perjalanan darat sejauh 26 km dari jantung Kota Yogyakarta ke arah selatan. Sesampainya Kecamatan Imogiri, pengunjung hanya perlu mengambil rute menuju SPN Selopamioro.
Menyusuri jalan tersebut, pengunjung akan menemukan simpang tiga yang berada di dekat SMP N 2 Imogiri. Sampai di simpang tiga itu, pengunjung diharap berbelok ke kiri menuju RT.4, Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
Setelah beberapa menit menyusuri jalan tersebut, pengunjung akan menemukan sebuah jembatan bambu di pinggir jalan. Jembatan itu mengarah ke sungai Oya dan menjadi gerbang masuk ke wahana sepeda air.
Sesampainya di wahana itu, pengunjung akan dimanjakan dengan jernihnya air di Sungai Oya. Tampak pula beberapa kano dan 2 unit sepeda air yang terparkir di Sungai tersebut.
(sym/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum