Beragam temuan arkeologis ditampikan di Museum Situs Kotta Cinna, mulai dari keramik, batuan vulkanik, hingga emas! Museum ini berada Jalan Kota China, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara.
Lokasinya tak jauh dari objek wisata Danau Siombak. Museum ini didirikan sejarawan Ichwan Azhari pada tahun 2008 dan dikelola secara mandiri sampai sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koleksi di museum (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom) |
Dulunya kawasan yang berada di delta antara Sungai Belawan dan Sungai Deli ini, merupakan pelabuhan yang ramai sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Ada bekas bangunan keagamaan yang meninggalkan temuan berupa arca Budha dan Hindu. Temuan-temuan itu dipajang di etalase, dinding maupun digantung.
Berada di museum ini seolah dibawa ke dimensi masa lalu. Lebih dari 3.000 item koleksi yang menarik. Misalnya tentang batuan vulkanik dari abad ke-7 yang ditemukan di sana, belum dipastikan apakah bersumber dari letusan Gunung Sinabung, Gunung Sibayak atau sumber lainnya. Ada juga beberapa perhiasan emas dan permata.
"Ini tempat berlibur yang khas, memberikan kepada anak sudut pandang yang baru. Wisata ilmu pengetahuan. Jadi, hari libur tak melulu ke mal ataupun plaza," kata Hanika yang membawa dua anaknya Riri dan Kaka.
Anak-anak bisa belajar arkeologi di sini (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom) |
Hanika menyatakan, tantangan utama membawa anak ke museum ini, adalah bagaimana menjelaskan tentang masa lalu itu secara sederhana dan menggembirakan. Agar mereka mempunyai gambaran yang menyenangkan seperti apa suasana di bekas pertapakan museum ini dahulu.
"Sebab yang terlihat di etalase adalah temuan arkeologis yang kebanyakan tidak utuh. Seperti pecahan keramik, atau patung yang tidak lengkap kepala atau tangannya," kata Hanika.
Dari semua itu, ujar Hanika, koleksi museum ini sangat penting. Apalagi di dalam gedung museum juga terdapat kotak eskavasi atau kotak gali arkeologi sehingga anak bisa mengetahui bagaimana proses penggalian itu berlangsung. Dia berharap ke depan ada lebih banyak koleksi yang bisa dilihat dan pertapakan museum juga bisa lebih luas.
Ada perhiasan emas juga di sini (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom) |
Kepala Museum Ichwan Azhari menyatakan, pihaknya terus mengembangkan museum ini, baik dari sisi koleksi, maupun agenda lain yang relevan dengan upaya merangkum nilai-nilai sejarah yang ada kawasan tersebut.
"Termasuk nanti akan ada pertunjukan teater yang menampilkan cerita tentang tembikar, hasil karya pendahulu menggunakan bahan tanah. Penampilan sederhana dari anak muda penduduk sekitar," kata Azhari yang juga pengajar pada Universitas Negeri Medan.
(wsw/wsw)












































Koleksi di museum (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom)
Anak-anak bisa belajar arkeologi di sini (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom)
Ada perhiasan emas juga di sini (Khairul Ikhwan Damanik/detikcom)
Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV