Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar Pelangi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar Pelangi

Shinta Angriyana - detikTravel
Kamis, 01 Agu 2019 09:50 WIB
Sungai Tebat Rasau (Shinta Angriyana/detikcom)
Belitung - Belitung selama ini dikenal dengan keindahan alam laut yang cantik. Ternyata, jejak sungai purba juga ada di sana!

Inilah Tebat Rasau, sebuah sungai yang terletak di Simpang Renggiang, Belitung Timur, Pulau Belitung. Pemerintah setempat melabeli Tebat Rasau sebagai Geosite Rawa Kenozoikum Tebat Rasau.

detikcom sempat berkunjung ke sana atas undangan dari Yayasan Rempah Indonesia beberapa waktu lalu. Tebat Rasau menjadi saksi tentang pergeseran sesar yang bersar di kawasan Sunda purba saat era pertengahan Kenozoikum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa kenozoikum merupakan era yang terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Di masa-masa ini, mamalia dan tumbuhan berbiji modern berkembang. Selain itu, kenozoikum juga terbagi 2. Yakni kenozoikum tersier--mulai munculnya binatang dan mamalia seperti monyet atau kera. Sedangkan kenozoikum kuarter adalah masa-masa munculnya manusia. Kenozoikum juga sering disebut permulaan peradaban modern.

Akibat pergeseran di masa kenozoikum, terjadi bentukan bidang datar yang luas, dikenal dengan nama rawa rheotripik. Rawa purba ini pun dikenal kaya akan alga dan ikan. Selain itu, rawa purba juga memiliki tipe alluvial (alluvial swamps) yang memiliki ciri-ciri tumbuhan spesies Pandanus. Pandanus akan berkembang biak pada kondisi air pasang surut dan tidak tercampur dengan air payau, dengan kisaran pH 5,5.

Jenis sungai atau rawa purba Tebat Rasau, alluvial juga memiliki ciri khusus. Yakni merupakan habitat alamiah dari ikan hias arwana, ikan ampong dan ikan buntal.

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar PelangiWilayah sungai masih kering (Shinta Angriyana/detikcom)


Kini, sesuai dengan misi Belitung mengembangkan berbagai macam geopark, Tebat Rasau dikelola oleh pemerintah dan warga setempat. Warga sekitar yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan mulai belajar mengenai alam dan pengembangan tempat wisata alam.

Dengan luas 8.040 hektare, Tebat Rasau terdiri dari 3 dusun dan 900 Kepala Keluarga. Wilayahnya pun terdiiri dari tempat tinggal dan hutan dengan bekerja sebagai nelayan dan petani lada.

Masyarakat pun juga ikut memiliki minat yang besar untuk mengembangkan dan melestarikan Tebat Rasau. Hal ini pun didasari mereka karena lingkungan adalah tempat tinggal mereka berserta keluarga.

"Masyarakat sini banyak yang aslinya nelayan. Puluhan tahun bergantung dengan sungai, jadi terpikir untuk peduli terhadap sungai, karena rawan kerusakan yang bisa jadi karena ulah kami sendiri," ujar Nasidi, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lanun.

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar PelangiPembangunan geosite yang masih berkembang (Shinta Angriyana/detikcom)



Selain itu, masyarakat juga tersadar akan potensi pariwisata dari Geosite Tebat Rasau. Pemberdayaan manusia pun sudah dimulai dengan membuat komunitas dan grup literasi mulai dari anak-anak.

"Di sini juga ada komunitas, kami belajar mengelola geosite. Ada berbagai buku, seminar juga diselenggarakan," tambah dia.

Jembatan dari bambu sudah mulai dibangun berikut dengan pondok-pondok di sekitarnya. Saat detikcom datang di bulan Juli, sungai sedang surut sehingga air tidak banyak terlihat.

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar PelangiSungai yang surut (Shinta Angriyana/detikcom)


Meski masih dalam pengembangan, Tebat Rasau kini mulai didatangi oleh para wisatawan dan peneliti. Umumnya, para peneliti berasal dari luar negeri yang ingin mengetahui berbagai macam sejarah alam.

"Kemarin ada yang datang peneliti dari Eropa. Ada beberapa yang mau melihat langsung sejarah sungai," tambah dia.

Selain itu, tanaman di sekitar Tebat Rasau juga mudah mulai diberdayakan. Misalnya saja teh dari tumbuhan pelawan yang bisa dipesan khusus. Meski belum memiliki sertifikasi badan POM, Nasidi mengatakan bahwa khasiatnya pun bermacam-macam untuk tubuh.

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar PelangiTeh Pelawan (Shinta Angriyana/detikcom)


"Memang belum dites pemerintah, tapi di badan kami aman," ujar Nasidi melontar lawakan.

detikcom pun mencoba teh tersebut. Rasanya memang segar, apalagi diminum saat hangat. Menurut Nasidi, teh ini berkhasiat untuk mengatasi masuk angin dan pegal-pegal.

Jejak Geosite Sungai Purba di Negeri Laskar PelangiMasterplan Geosite Tebat Rasau (Shinta Angriyana/detikcom)


Hingga kini, masyarakat dibantu pemerintah daerah setempat masih mengembangkan Geopark Tebat Rasau. Diharapkan, nantinya ini dapat menjadi alternatif destinasi di Pulau Belitung.


(sna/aff)

Hide Ads