Badan Otorita Borobudur (BOB) telah meluncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo Februari lalu. Nomadic Tourism itu kini terus dikembangkan untuk terus menggaet para wisatawan dari segala penjuru dunia.
Nomadic Tourism sendiri merupakan konsep wisata temporer, baik dari segi akses atau amenitas. Konsep ini dirasa mampu menjangkau destinasi-destinasi wisata alam di Indonesia yang beberapa bagian merupakan kepulauan dengan akses yang susah dijangkau.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Glamping atau Glamorous Camping yang dikembangkan oleh BOB membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.
Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 350.000 per orang dalam semalam. Harga tersebut sudah termasuk makan 2 kali, snack sembari menikmati minuman.
![]() |
"Kita berusaha agar lingkungan bisa merasa terangkul. Masyarakat setempat pun ikut dilibatkan dan kita merangkul mereka, kita pakai source yang ada di sini. Terus menjaga kearifan lokal termasuk makanan khas atau permainan anak-anak itu juga kearifan lokal," lanjutnya.
Sementara itu, Yusuf Hartanto selaku Kepala Divisi Komunikasi BOB menuturkan tidak hanya amenitas wisata yang dikembangkan di kawasan otorita, tapi BOB juga menawarkan paket wisata lain yakni petualangan off road yang memacu adrenalin.
Dengan harga paket antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta pengunjung akan diajak membelah hutan pinus di atas perbukitan menoreh menggunakan jeep.
![]() |
Berangkat dari area camping, rombongan langsung melibas jalur tanjakan maupun turunan ekstrim, tikungan tajam, masuk ke sungai hingga menikmati sunset di puncak Gunung Kunir.
"Selama dua hari ini kita kenalkan pada media bahwa ini area yang kita punya zona otoritatif, temen-temen eksplor sehingga tahu seberapa jauh dan seberapa bagusnya dengan tour jeep atau off road. Harapannya nanti akan ada dampak positif untuk mengangkat kearifan lokal," kata Yusuf.
Salah satu peserta asal Yogyakarta yang ikut dalam off road, Amelia Safitri (23) merasa takjub dengan keindahan alam perbukitan menoreh yang ditawarkan. Rencananya, ia akan datang kembali ke tempat itu dengan mengajak teman-teman yang lain.
"Tempatnya keren, menenangkan, jauh dari polusi. Besok kapan-kapan mau nginep lagi di glamping ini sama temen-temen yang lain. Terus off roadnya asyik banget, serem pacu adrenalin tapi besok mau coba lagi," ucapnya.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum