Pesan Kebhinnekaan dan Toleransi di Mural Kali Pepe Solo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesan Kebhinnekaan dan Toleransi di Mural Kali Pepe Solo

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 28 Agu 2019 09:20 WIB
Mural sarat pesan kebhinnekaan di Kali Pepe, Solo (Randy/detikcom)
Solo - Bertandang ke Kali Pepe di Solo kini, traveler tak hanya bisa melihat sungai bersejarah Kutha Sala. Ada juga mural sarat pesan toleransi dan kebhinnekaan.

Bagi masyarakat Solo, nama Kali Pepe sudah dikenal jauh sebelum kotanya berdiri. Dalam serat Sri Radya Laksana karya Mas Ngabehi Pradya Duta, Kali Pepe telah disebut-sebut sejak zaman Kerajaan Pajang abad XVI.

Di kalangan masyarakat Solo, nama Kali Pepe juga kerap dikaitkan dengan lokasi pembunuhan Pangeran Pabelan oleh Raja Pajang perkara urusan cinta. Namun, kini traveler yang berkunjung ke Kali Pepe juga bisa mendapati mural yang sarat pesan Kebhinnekaan dan Toleransi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesan Kebhinnekaan dan Toleransi di Mural Kali Pepe SoloMuralnya memanjang dari Loji Wetan ke Pasar Gede (Randy/detikcom)

Dikunjungi detikcom, Jumat (23/8/2019), mural itu tampak memanjang di dinding bantaran Kali Pepe dari Pasar Gede menuju Loji Wetan. Menurut juru parkir yang berjaga tak jauh dari lokasi, mural itu baru dibuat belum lama.

"Belum lama mas, baru satu minggu," ujar juru parkir setempat.

Penasaran, detikcom pun mengelilingi bantaran Kali Pepe yang dilukis mural. Dimulai dari area parkir Loji Wetan, penjelajahan dilakukan hingga jembatan arah Pasar Gede dan kembali melalui sisi lainnya.


Dihitung-hitung ada lebih dari 10 mural yang terpampang indah di bantaran Kali Pepe. Mayoritas mural yang ada pun melukiskan indahnya kebhinnekaan Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa yang berbeda.

Diketahui, mural itu digambar oleh sejumlah seniman lokal. Hal itu dapat dilihat lewat identitas penciptanya yang ditinggalkan di sudut mural.

Pesan Kebhinnekaan dan Toleransi di Mural Kali Pepe SoloMural berisi kutipan dari mendiang Gus Dur (Randy/detikcom)


Salah satu yang paling menarik adalah sebuah mural dengan kutipan kata almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pesannya pun masih relevan sebagai pengingat akan kondisi negeri dewasa ini yang masih diwarnai isu SARA.

"Tidak penting apapun agama atau sukumu, kalau kamu bisa berbuat baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya agamamu," demikian bunyi pesan mendiang Gus Dur.

Melihat mural yang ada satu per satu, di satu sisi juga kembali menyadarkan kita akan Pancasila yang dahulu disusun oleh para bapak bangsa dari ajaran para leluhur. Apakah kita masih mengenali dan mengamalkan ideologi tersebut atau malah terjebak dalam eksklusivisme agama dan suku masing-masing.

Di luar mural, kondisi jalan di bantaran Kali Pepe memang masih apa adanya. Tanpa papan rambu jalan, agaknya turis tak akan menyadari adanya jalur pejalan kaki di tepian Kali Pepe. Semoga pihak Pemkot Solo dapat memberi perhatian lebih pada Kali Pepe.


(rdy/fay)

Hide Ads