Belajar dari Natuna, Pulau Kecil yang Minim Curanmor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar dari Natuna, Pulau Kecil yang Minim Curanmor

Chaidir Anwar Tanjung - detikTravel
Jumat, 11 Okt 2019 16:30 WIB
Ilustrasi Kepulauan Natuna (Shutterstock)
Natuna - Di Kota Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna relatif aman dari tindak kejahatan. Uniknya, masyarakat di Natuna tidak pernah menyimpan motornya malam hari di dalam rumah.

Kota Ranai berada di Pulau Bunguran yang terbesar dari gugusan pulau-pulau lainnya di Kabupaten Natuna. Panorama alam lautnya sangat memanjakan mata bila berkunjung ke sana. Pulau terdepan Indonesia bagian barat ini, berbatasan langsung dengan Vietnam yang berada di jalur Laut Natuna Utara.

Di kota Ranai, penduduknya lumayan banyak. Pusat kota berada di tepi pantai dengan ombak yang tak pernah berhenti menyapa. Tepi pantai pusat ibu kota ini, terlihat batu-batu raksasa teronggok di tepi laut.

Saat air surut, bebatuan ini akan tampak jelas hingga ke dasarnya, nanti saat air pasan, sebagian bawah batu raksasa berwarna hitam itu tergenang. Ribuan nyiur berjejer di tepi pantai yang selalu bergoyang diterpa angin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah kota, kita bisa melihat pemandangan yang indah lainnya yakni Gunung Ranai. Gunung Ranai menjulang tinggi sekitar 1.000 meter di atas permukaan air laut. Jadi dari tengah kota kita bisa menikmati indahnya gunung sambil duduk di tepi pantai.

Dan yang uniknya lagi, masyarakat di sana jarang sekali menyimpan motornya dalam rumah bila malam hari. Seluruh kendaraan roda dua dari malam hari hingga pagi umumnya hanya berada di depan rumah mereka masing-masing.

Belajar dari Natuna, Pulau Kecil yang Minim Curanmor Ilustrasi warga Natuna (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)


Pantauan detikTravel, sekitar pukul 04.30 WIB menjelang salat subuh, di ruas jalan protokol kota itu terlihat motor banyak parkir di luar. Motor tersebut terlihat hanya diparkirkan di depan pintu ruko yang pintunya tertutup rapat.

Tidak hanya pemilik ruko saja yang tidak memasukan motornya ke dalam. Sejumlah rumah warga lainnya juga terlihat kendaraan roda dua itu terparkir di halaman rumahnya. Warga hanya cukup mengunci stang motornya tanpa ditambah kunci ganda.

"Motor di sini jarang disimpan dalam rumah kalau malam, ya luar saja. Cukup kunci stangnya aja. Insya allah jarang yang mencuri," kata Dedy (35) pegawai PLN Rayon Natuna dalam perbincangan dengan detikTravel.



Padahal jika terjadi curanmor, sangat memungkinkan untuk di bawa jauh keluar dari kota Ranai. Sebab, untuk menempuh salah satu kecamatan yang ada bisa makan waktu 3 jam lamanya. Sangat memungkinkan bila aksi curanmor dilakukan karena pulau ini juga cukup luas.

"Warga sudah terbiasa meletakan motornya di luar rumah. Malah ada yang kadang motornya di tinggal di pasar berminggu lamanya karena yang punya pergi ke pulau yang lain. Nanti kapan dia pulang, dia ambil lagi motornya," cerita Dedy.

Belajar dari Natuna, Pulau Kecil yang Minim CuranmorFoto: Ilustrasi warga Natuna (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa


Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Hendrianto, SH MH mengatakan, untuk kasus curanmor di wilayahnya sangat minim sekali. Walau diakui tetap pernah terjadi aksi kriminal tersebut.

"Kalau kasus curanmor memang minim di Natuna ini. Tapi bukan berarti tidak pernah terjadi, tetap saja ada," kata Hendrianto kepada detikTravel.

Walau kasus curanmor pernah terjadi, katanya, biasanya akan tertangkap. "Pernah terjadi, tapi pelakunya selalu tertangkap. Pencurian HP juga ada, tapi tetap bisa kita ungkap. Tetapi memang kejadian itu sangat minim sekali di Natuna ini," tutup Hendrianto.



Kisah soal motor tidak disimpan dalam rumah saat malam hari ini tentunya berbanding terbalik di sejumlah kota pada umumnya. Di kota lain jangan coba-coba saat malam hari tidak dimasukkan ke dalam rumah, dalam sekejap bisa hilang digondol maling.

Ingin menyaksikan langsung indahnya laut Natuna dan motor terparkir di luar selama 24 jam? Silakan berkunjung ke pulau terdepan Indonesia ini.


(wsw/wsw)

Hide Ads