Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan adalah tanah kelahiran Jusuf Kalla. Bicara soal tempat wisata di Sulawesi Selatan, ada banyak pilahannya lho!
1. Objek Wisata Alam Bantimurung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cagar alam yang dijuluki sebagai 'Kingdom of Butterfly' ini menjadi tempat hidup bagi 247 jenis kupu-kupu. Kupu-kupu di sini tak hanya dilepas di alam tetapi juga dikembangbiakkan. Setidaknya ada 25 jenis kupu-kupu yang berhasil dikembangbiakkan.
![]() |
Kawasan Bantimurung ini tak cuma bisa kamu nikmati di siang hari, di malam hari kamu juga bisa menikmati kuliner yang hadir setiap malam minggu.
Air terjun Bantimurung yang menjadi ikon tempat ini sekarang juga bisa dijadikan spot berfoto di malam hari dengan adanya sorot lampu warna-warni. Selain itu, bagi kamu pemburu foto instagramable di Bantimurung juga telah disiapkan berbagai spot foto kekinian yang bisa kamu coba.
Untuk menikmati semua fasilitas ini, kamu hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp25 ribu.
2. Tana Toraja
![]() |
Menjadi destinasi wisata budaya, Tana Toraja terkenal dengan rumah adat dan berbagai peninggalan purbakalanya.
Salah satu lokasi yang menyimpan benda purbakala adalah Desa Kete Kasu yang terletak di Toraja Utara. Di sini ada kuburan batu yang usianya diperkirakan telah 500 tahun lebih. Situs purbakala yang juga tak boleh dilewatkan di desa ini adalah Buntu Londa yang merupakan tulang belulang sepasang kekasih yang diletakkan berdekatan. Konon kisah pasangan ini layaknya Romeo Juliete versi Toraja.
Tana Toraja juga menyimpan warisan dunia UNESCO yang disebut Kalimbuang Bori. Kalimbuang Bori adalah menhir, yaitu batu-batu tinggi yang berdiri dengan berbagai ukuran yang bertujuan untuk menghormati pemuka adat ataupun keluarga bangsawan yang sudah meninggal.
Ikon lain dari Tana Toraja adalah Patung Yesus yang terletak di puncak bukit Buntu Burake. Tinggi patung mencapai 45 meter dan telah mengalahkan patung Yesus di Brasil setinggi 38 meter.
Kondisi alam Tana Toraja juga menarik dinikmati. Salah satunya adalah Desa Lolai yang dijuluki Negeri di Atas Awan. Kalau kamu ingin ke sana, kamu harus datang pagi-pagi agar awan terlihat jelas.
3. Tanjung Bira
![]() |
Untuk para milenial yang membutuhkan vitamin sea, kamu bisa coba kunjungi Pantai Tanjung Bira di Bulukumba.
Perjalanan selama 5 jam dari Kota Makassar akan terbayar dengan pemandangan yang akan kamu temui. Pantai ini menawarkan pasir yang bersih dan lembut serta air laut yang jernih. Di sini kamu bisa bersantai atau mencoba snorkeling untuk menengok aneka terumbu karang dan hewan laut. Karena lokasi pantai yang berdekatan dengan Tanjung Bira, kamu juga bisa melihat tradisi pembuatan kapal phinisi khas Sulawesi.
Akomodasi di sini juga mudah karena kamu akan menemukan banyak penginapan yang langsung menghadap pantai.
4. Pantai Losari
![]() |
Siapa tak kenal Pantai Losari? Pantai yang jadi ikon Kota Makassar ini menjadi tempat yang cocok untuk berkumpul bersama keluarga maupun pasangan. Pantai ini juga menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati matahari terbenam.
Selain itu banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Pantai Losari seperti hunting foto, jalan santai, sampai naik kapal phinisi. Selain phinisi, di sini juga ada perahu karet berbentuk angsa warna-warni. Kapal ini bisa menampung sampai 10 orang.
Bila ingin mencicipi kuliner khas Makassar, di sekitar Pantai Losari juga banyak pedagang makanan yang menjajakan makanan dengan harga terjangkau. Mulai dari pisang hijau, coto makassar, hingga aneka hidangan laut dijual di sana.
Pantai Losari juga sering menjadi tempat untuk merayakan tahun baru dimana kita bisa menemukan pesta kembang api, kesenian, dan jajanan rakyat.
5. Benteng Rotterdam
![]() |
Kalau ingin tahu sejarah Makassar, kamu bisa berkunjung ke Benteng Rotterdam atau Fort Rotterdam. Lokasinya berada di Jalan Ujung Pandang nomor 1, Kota Makassar, sekitar 1 km dari Pantai Losari.
Benteng Rotterdam yang mulanya bernama Benteng Ujung Pandang merupakan peninggalan dari Kerajaan Gowa-Tallo. Benteng ini dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa ke-9. Benteng Ujung Pandang kemudian berubah nama menjadi Fort Rotterdam usai Kerajaan Gowa-Tallo menandatangani Perjanjian Bungayya dan menyerahkan benteng pada Belanda.
Kawasan Benteng Rotterdam dikelilingi tembok setinggi 3 meter sementara di dalamnya terdapat bangunan tua bertingkat 2. Di kawasan itu juga ada Museum La Galigo yang menyimpan berbagai benda bersejarah seperti fosil, senjata, perhiasan, patung, serta sejarah hidup masyarakat Sulawesi Selatan yang ditampilkan dalam model rumah adat. Di sana kamu juga bisa melihat miniatur kapal phinisi yang memperlihatkan kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan sebagai pelaut.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan