Bagi kamu yang sering melewati Jl Pejaten Barat, Jakarta Selatan baik hendak menuju ke kawasan Warung Buncit atau menuju Kemang, pasti melihat plang bertuliskan Makam Pangeran Wiraguna. Plang yang berada tidak jauh dari AIS (Australian International School).
Lantas, siapa sih Pangeran Wiraguna?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada rumah-rumah penduduk di sana. Di ujung jalannya, ada suatu rumah bercat hijau yang berisikan makam sang Pangeran Wiraguna.
Dengan izin sang juru kunci, detikcom memasuki makam Pangeran Wiraguna yang berwujud sebuah rumah. Makam yang cukup bersih dan terawat dengan banyak tulisan-tulisan yang berisikan larangan untuk mempercayai siapa pun selain kuasa Tuhan. Selain itu ada juga spanduk dan tulisan imbauan yang bertuliskan kalau ziarah ke makam adalah untuk mengingat kematian dan meyakini Sang Maha Kuasa.
![]() |
Versi sejarah soal Pangeran Wiraguna yang umum, termasuk yang tercantum di situs Perpustakaan Nasional menyebutkan kalau Pangeran Wiraguna adalah orang Belanda yang bernama Hendrik Lucaasz Cardeel. Di abad ke-17, pria yang merupakan ahli bangunan ini menawarkan pembangunan Keraton Surasowan Banten yang terbakar kepada Sultan Ageng Tirtayasa. Dia pun masuk Islam dan diberi gelar Pangeran Wiraguna.
Sejarah menyebutkan, dia lalu dipindahkan ke Batavia (nama Jakarta di masa penjajahan Belanda) untuk memperluas sayap kekuasan sultan. Namun ketika dia pamit untuk kembali ke Belanda, dikabarkan dia kembali ke agama semulanya, Kristen. Lalu, nama Pangeran Wiraguna yang berjasa di Jakarta tersebut diabadikan sebagai nama Ragunan yang merupakan nama kawasan dimana dia tinggal selama di Batavia.
Namun rupanya, ada beberapa versi soal Pangeran Wiraguna. Menurut informasi dari sang juru kunci yang saat itu enggan disebutkan namanya, Pangeran Wiraguna adalah anak dari Brawijaya V yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Majapahit di abad ke-15.
Pangeran Wiraguna sebenarnya merupakan nama gelar, bukan nama asli. Untuk nama aslinya, sayang juru kunci tersebut enggan memberi tahu.
BACA JUGA: 7 Tempat Instagramable di Jakarta, Cocok untuk Weekend
Kembali ke soal sejarah, Pangeran Wiraguna lahir sebagai pemeluk Agama Islam. Hal yang cukup bikin kaget, karena Kerajaan Majapahit sendiri adalah Kerajaan Buddha. Tapi itu bukan masalah bagi ayahnya.
"Berbeda dengan anak-anak yang lain, Pangeran Wiraguna justru tertarik dengan ajaran dan penyebaran agama Islam. Agama yang sama dengan ibunya. Dia pun lalu menyebar Islam ke wilayah Jakarta yang saat itu namanya bukan Jakarta dan masih masuk kekuasaan Majapahit," papar sang juru kunci.
Diyakini, lokasi makam yang sekarang adalah tempat tinggal Pangeran Wiraguna di masa lalu. Masyarakat setempat pun menyebutnya dengan nama kompi. Julukan yang diberikan oleh orang Betawi pada zaman dulu yang berarti seseorang yang dituakan atau dihormati.
"Pangeran ini memiliki kelebihan, dapat menyembuhkan sakit atau membantu orang yang punya masalah dan sebagainya. Tapi tentu, itu merupakan kuasa Tuhan dan dia hanya sebagai perantara saja. Dia pun tidak beristri dan tidak memiliki keturunan," ucapnya.
BACA JUGA: Pulau Cantik yang Tak jauh dari Jakarta
Ada yang unik ketika detikcom masuk ke dalam rumah makam Pangeran Wiraguna. Yang dijumpai bukanlah kuburan, melainkan satu kasur dan kelambu yang ukurannya besar.
![]() |
Di bawah ranjang barulah terdapat makam yang bagian permukaan tanahnya tertutup batu. Seolah dikesankan ini adalah tempat tinggal, bukan kuburan sang pangeran. Sang juru kunci pun mengungkapkan hal yang di luar nalar.
"Menurut kepercayaan sebagian orang dan orang-orang tua di sana, Pangeran Wiraguna belum meninggal alias masih ada sampai sekarang. Hanya saja dia tidak dapat terlihat, yang mana hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya," ungkapnya.
![]() |
Percaya tidak percaya...
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum