Ya, ini adalah destinasi eduwisata anti mainstream. Dari sini kamu bisa mempelajari bahwa yang listrik besar bisa dihasilkan oleh pohon tertentu. Nama pohon itu adalah pohon kaliandra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayu digunakan untuk mengolah dikonversi jadi listrik. Daun kaliandra itu bisa untuk pakan kambing. Cocok di pulau daerah terpencil. Jadi ini pengolahan karbon negatif berkelanjutan," kata Steve Kosasih, pendiri Pembangkit Listrik Tenaga Gasifikasi Biomassa (PLTGBm) Pulau Kundur beberapa waktu lalu di Tanjung Batu, Pulau Kundur.
Steve bercerita bahwa listrik yang dijualnya ke PLN itu sudah dilakukan sejak 2017 dan sudah melayani selama 24 jam. Dalam hitungannya pembangkit 1 mega perlu 40 ton kayu kering.
"Kita juga menggunakan kayu dari warga, kayu dari karet, akasia, dan pepohonan yang tumbang dalam pemenuhan bahan baku. Kita sudah dorong warga menanam kaliandra. Tujuannya memastikan pembangkit ini berkelanjutan dan juga membantu dari segi perekonomian," kata dia.
"Arang yang dihasilkan, CO2 itu untuk menyuburkan lahan dan bisa menghemat pupuk," kata dia.
Lebih lanjut, arang hasil pembakaran dari pembangkit listrik bisa ditaburkan ke bawah kandang ayam. Fungsinya untuk menghalau amonia dari kotoran ternak dan ikut mengurangi gas rumah kaca.
"Multi efek lain yakni, dapat dikembangkan peternakan lebah madu. Karena madu yang dihasilkan dari bunga kaliandra juga berkualitas," tegas dia.
Steve sudah menanam kaliandra di lahan seluas 20 hektar di Pulau Kundur. Rencananya, kebunnya itu akan diperluas ke lahan PT Timah yang sudah tak ditambang agar diperbaiki struktur tanahnya, seluas 120 hektar.
"Saya S1 di NCKO Taiwan dan balik ke Pulau Kundur untuk mengembangkan potensi ini dan bisa membantu warga dengan melatih anak-anak lokal selama 2 tahun sudah bisa merawat pembangkit ini," jelas dia.
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Pulau Kundur milik Steve sudah sering dikunjungi mahasiswa untuk sekadar eduwisata atau penelitian. Jika kamu ke Pulau Kundur jangan melewatkan destinasi ini ya!
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!