Berburu Senja di Maros, ke Objek Wisata Kekinian Ini Saja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berburu Senja di Maros, ke Objek Wisata Kekinian Ini Saja

Moehammad Bakrie - detikTravel
Minggu, 05 Jan 2020 17:21 WIB
Agrowisata Bonto Labbu di Maros (Foto: Moehammad Bakrie/detikcom)
Maros - Wisata kekinian ini amat cocok bagi Anda penikmat senja. Baru saja dibuka, lokasinya ada di Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang, Maros, Sulawesi Selatan dengan nama agrowisata Bonto Labbu.

Terletak di tengah areal persawahan, objek wisata ini menawarkan suasana alam pedesaan dengan konsep bangunan bambu yang sangat menarik dan instagramble. Di dalam areal objek wisata seluas 30 meter persegi itu, terdapat bangunan jembatan setinggi empat meter untuk dijadikan sebagai tempat berswafoto dan menikmati matahari terbenam.

"Tempat ini memang sangat cocok bagi kami yang suka melihat pemandangan sunset. Meski baru pertama kali, tapi tempat ini luar biasa berkesan," kata seorang pengunjung, Muliana, Jumat (03/01/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulunya, tempat wisata yang baru dibuka dua bulan itu, hanya tempat persemaian padi milik petani. Di tangan anak-anak muda kreatif di desa itu, lokasi itu disulap menjadi lokasi wisata kekinian.

"Ini dulunya tempat persemaian padi. Kami berpikir bagaimana kalau tempat ini jadi tempat wisata yang bisa menjadi alternatif baru bagi para wisatawan. Kami buatlah seperti ini," kata pengelola, Zainuddin.

Berburu Senja di Maros, ke Objek Wisata Kekiniannya SajaFoto: Moehammad Bakrie/detikcom

Berburu Senja di Maros, ke Objek Wisata Kekiniannya SajaFoto: Moehammad Bakrie/detikcom

Sesekali, pihak pengelola sengaja menghadirkan beberapa hiburan menarik bagi para pengunjung di waktu senja dengan tarian kontemporer. Ada pula musik akustik yang dimainkan oleh anak-anak muda setempat.

"Tentunya untuk menarik pengunjung, kami sesekali buat kegiatan pagelaran seni saat jelang senja seperti tari-tarian dan juga musik akustik. Kami selalu sebar di medsos dan akhirnya jadi banyak dikenal," lanjutnya.

Menariknya, di objek wisata ini, pengunjung tidak dipungut biaya masuk. Namun, untuk berbelanja makanan ataupun minuman di tempat itu, harus menggunakan kepingan kayu yang mereka sebut dollar. Satu dollar seharga Rp 5 ribu.

"Sejak dibuka, alhamdulillah cukup banyak pengunjung yang datang setiap akhir pekan. Perputaran uang bisa mencapai Rp 2 juta untuk akhir pekan. Uang itu kita gunakan untuk menata lagi lokasi ini," sebutnya.

Selain untuk menciptakan peluang pekerjaan bagi anak-anak muda setempat, keberadaan objek wisata ini juga diharapkan bisa membantu pendapatan warga yang hanya mengandalkan pertanian.


(msl/msl)

Hide Ads