Makam Mbah Priuk atau alias Habib Hasan al-Hadad menjadi salah satu destinasi wisata religi primadona di DKi Jakarta. Pada 2017, kawasan itu menjadi cagar budaya dan diresmikan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Ada yang bilang nama Mbah Priuk ini ada kaitannya dengan asal usul nama Tanjung Priok. Tapi ada yang tidak menyetujuinya," kata Ira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ira berkisah Mbah Priuk adalah seorang alim ulama yang lahir di Palembang. Dia datang ke Batavia untuk menyebarkan agama di abad ke-18. Dia datang dengan banyak pengikut, namun di perjalanan, saat masih berada di laut, kapal terombang-ambing dan mereka kehabisan makanan.
"Habib Hasan itu dipercaya pengikutnya memiliki karomah, yakni bisa memunculkan nasi cuma dengan memasukkan periuk nasi ke dalam jubahnya. Tapi, sebelum sampai di Pelabuhan Batavia, di Teluk Ancol, Habib Hasan itu keburu meninggal dunia," ujar Ira.
"Anak buahnya memakamkan habib itu sekaligus ditanam periuk itu dan bunga tanjung. Sejak itu namanya Tanjung Priok," Ira menambahkan.
Dulu, lanjut Ira, makam Mbah Priuk itu ada di Ancol, namun Belanda memindahkan ke Tanjung Priok. Upayanya dilakukan berulang-ulang karena konon makam itu sulit dipindahkan. Konon, beberapa petugas itu jatuh sakit saat hendak membongkar makam Mbah Priuk.
"Nama Mbak Priuk itu menjadi perbincangan pada 2010 saat Satpol PP bentrok dengan santri. Dan kemudian menjadi wisata religi dan sejarah Jakarta," kata Ira.
Sejarawan JJ Rizal berpendapat lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Mbah Priuk bukanlah salah satu pendakwah Islam berpengaruh di tanah Betawi. Dia bilang dalam silsilah tokoh-tokoh yang dianggap berjasa membuat Betawi identik dengan Islam, sosok Mbah Priuk tak pernah disebut.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!