Nggak Ada Tanggal Merah di Pengasapan Ikan di Jepara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nggak Ada Tanggal Merah di Pengasapan Ikan di Jepara

Femi Diah - detikTravel
Senin, 08 Jun 2020 08:48 WIB
Yuni Nasabah BRI Pembuat Ikan Asap Cakalang

Yuni bersama suami membuat ikan cakalang asap di Desa Tembal, Labuha, Halmahera Selatan. Yuni adalah nasabah BRI yang menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat. Jika berkesempatan datang ke Halmahera Selatan, jangan lupa mencicipi kuliner ikannya. Salah satunya kuliner ikan fufu yakni ikan asap cakalang.

Desa Tembal merupakan pusat produksi ikan asap di Halmahera Selatan. Sejumlah rumah produksi ikan fufu bertebaran di sana.

Pengolahan ikan fufu relatif sederhana. Ikan hanya diasapi di bawah tungku persegi empat yang besar. Asapnya yang akan mematangkan daging ikannya.

Jika ingin dibawa pulang sebagai oleh-oleh, waktu pengasapan ikan fufu lebih lama lagi. Ikan diasapi maksimal 10 jam agar lebih kering sehingga bisa awet selama 3-4 hari.

Satu ekor ikan fufu dijual Rp 20 ribu untuk ukuran kecil. Sedangkan, ikan fufu ukuran besar dijual dengan harga Rp 25 ribu per ekor.

Ikan Fufu Favorit Pejabat Bacan yang Datangkan Untung Jutaan 
Ikan Fufu jadi salah satu oleh-oleh yang paling dicari wisatawan saat berkunjung ke Labuha, Pulau Bacan. Ikan fufu memang layak di cari selain namanya unik, ikan fufu juga mempunyai rasa yang nikmat.
Sebagai informasi, ikan fufu adalah ikan cakalang/ikan tuna/ikan tongkol berukuran besar yang diolah dengan diasapi. 
Asapnya berasal dari pembakaran batok kelapa sehingga menghasilkan tekstur daging yang tidak terbakar sempurna namun matang dan dagingnya padat dan tebal serta tidak hancur. 
Soal rasa, biasanya ikan Fufu ini disajikan dengan sambal dabu matah yaitu sambal yang terdiri dari bawang, tomat, dan cabai dan perasan jeruk nipis.  
Yani (30) adalah salah satu penjual ikan fufu yang tersohor seantreo Bacan. Betapa tidak, dalam sehari dia mampu menjual 30 sampai 100 ekor dengan harga bervariasi mulai dari Rp 30 sampai Rp 35 ribu.
Pengasapan ikan di Jepara jalan terus. (Agung Pambudhy/detikTravel)
Jepara -

Ikan asap menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Pantai Kartini di Jepara. Saat pandemi virus Corona, pengasapan di kawasan itu tetap berjalan.

Pakar kuliner Indonesia, William Wongso, mengajak follower-nya di Instagram untuk singgah ke salah satu tempat pengasapan ikan itu. Dia berkolaborasi dengan Iin Restu Gora yang berada di salah satu kedai yang sekaligus tempat pengasapan ikan di Jepara.

Dari IG Live itu ditayangkan sejumlah pekerja perempuan di kedai yang dibangun dari anyaman bambu menyiapkan ikan-ikan untuk diasap. Ditusuk dengan bambu, kemudian ikan-ikan itu dipanggang di atas api dan bara. Asap mengepul di mana-mana.

Sebagian perempuan lain membersihkan ikan, memotongnya menjadi potongan yang lebih kecil, atau hanya mengeluarkan kotoran ikan dengan tangannya. Sejumlah lainnya melayani pembeli.

"Usaha pengasapan ikan ini terus berjalan dan pembeli yang datang sudah tidak bsia membeli dalam jumlah banyak lagi karena ikan sudah diborong dari pembeli di beberapa kota. Ikan dikirim ke Jakarta, Semarang, dan Bandung," kata Iin.

"Ikannya macam-macam, ada tongkol, tuna. Apa saja yang didapatkan dari laut, kalau tidak ada ikan ya cumi-cumi, udang," dia menambahkan.

Murianews menyebut salah satu desa penghasil ikan asap ada di Pesajen. Di sana dijual ikan dengan harga bervariasi. Tongkokl, misalnya sebagai ikan yang paling laris dibanderol dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000. Untuk ikan pari Rp 1.500 hingga Rp 3.000, ikan tengiri Rp 3.000 hinggaRp 3.500 tergantung besar kecilnya.

Sementara itu , untuk ikan berjenis patikoli, kakap merah atau kakap putih, yang biasanya dibiarkan utuh tanpa diiris diebri harga mulai Rp 10.00 hingga Rp 30.000 tergantung besar kecilnya ikan

Usaha ikan asap itu rupanya sudah berlangsung turun-temurun. Bukan hanya satu atau dua kedai yang membuat ikan asap, namun itu merupakan usaha warga di beberapa desa di Jepara, Jawa Tengah. Bahkan, desa yang lokasinya cukup jauh dari pantai juga ada yang memiliki usaha pengasapan ikan.

Tagar melaporkan Dermolo, sebuah desa yang terletak di tengah hutan karet di Kecamatan Kembang, yang jauh dari laut, memiliki komoditi andalan ikan asap.

Iin menyebut para pekerja di kedai pengasapan ikan itu beroperasi sejak pukul 03.00 dan dagangan terjual habis rata-rata 12 jam kemudian.

"Selama pandemi ini produksi terus, Libur ya paling dua hari saat lebaran itu," kata Iin.




(fem/ddn)

Hide Ads