Mandalika, Lombok Tengah adalah satu dari sekian tempat di Indonesia yang dulu selalu dipenuhi turis asing. Kini, hanya ada anjing liar yang ke sana ke mari di kala malam tiba.
detikTravel berada di Mandalika selama dua malam pada pekan lalu. Salah satu destinasi utama di Pulau Lombok, selain Gili Trawangan juga kawasan Senggigi.
Mandalika NTB menjelang pukul 21.00 WITA sudah begitu sepi. Hampir 100% turis sudah pulang ke rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mandalika-Gili Trawangan sudah seperti kawasan Legian-Seminyak kalau di Bali. Pertokoan dan restoran di sini juga sudah banyak yang tutup.
Keadaannya sangat mirip, bahkan lebih sepi. Karena, tak bisa dipungkiri kalau turis asing di Mandlika adalah limpahan dari Bali.
"Masih ada beberapa turis, biasanya mereka yang sudah tinggal dari Bali," kata Herman, penduduk lokal yang bekerja di salah satu hotel di Mandalika.
"Bule-bule yang ada ini biasanya punya izin tinggal yang lama atau long stay," dia menambahkan.
Herman memandu saya mengelilingi spot-spot di kawasan Mandalika yang dulu begitu ramai. Kami mulai mengambil foto-foto di Pantai Kuta.
Selanjutnya, kami menuju ke Jalan Mawun. Biasanya, kawasan ini akan dipenuhi oleh turis asing yang akan mencari makan.
Namun, hanya sedikit turis terlihat. Mereka ada di satu-dua kafe yang masih buka.
Selebihnya, kafe-restoran di sana ditutup. Ada tanda tanya besar, apakah kafe-restoran yang dulu ramai dan nanti buka lagi ketika pandemi selesai akan ramai kembali atau tidak.
Dari luar kafe-restoran ini seperti rumah kosong. Ada yang buka namun sangat sepi karena Mandalika adalah tempat yang jauh dari kota.
Perjalanan selanjutnya yakni memantau daerah Bazaar Mandalika. Di sini ada puluhan ruko yang baru selesai dibangun pada 2019.
Kata Herman, sebelum pandemi, kawasan ini termasuk yang ramai akan turis. Ada begitu banyak tenant di sana, mulai dari toko hingga restoran.
Kini, Bazaar Mandalika hanya jadi tempat kosong. Hanya satu dua ruko yang masih beroperasi dan mereka menjual makanan murah untuk warga sekitar.
Bazaar Mandalika dianggap Herman sangat membantu masyarakat sekitar. Karena, bangunan yang terbilang apik dan tertata ini disewakan dengan harga yang terjangkau.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum