Ada yang berbeda pada Bukit Cubung di Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat itu kini semakin cantik dengan kehadiran replika Bunga Kecubung berukuran raksasa.
Ialah Mamik Slamet dan Rohmat Mustofa sosok di balik karya seni instalasi tersebut. Kecubung dipilih karena dahulu Kapanewon Lendah, ihwal khusus Kalurahan Jatirejo, -lokasi destinasi wisata Bukit Cubung- dikenal sebagai daerah habitat tumbuhan tersebut.
"Karya instalasi ini kami namai Ekspresi Kecubung. Nama ini kami ambil karena dulunya di wilayah Lendah khususnya Kalurahan Jatirejo, banyak ditemui tumbuhan kecubung, sehingga kami ingin potensi lokal ini bisa lebih dikenal masyarakat," kata Mamik, saat ditemui dalam launching Karya Seni Instalasi Bunga Kecubung di kawasan Bukit Cubung, Jumat (24/9/2021).
Dalam pengerjaan karya, dua seniman asal Lendah itu menggunakan bambu apus sebagai material utama. Bilahan bambu dirangkai sedemikian rupa hingga menyerupai wujud Bunga Kecubung. Untuk menguatkan struktur, dipasang kerangka besi di bagian dalam replika. Adapun proses pengerjaan karya memakan waktu hingga 4 minggu.
"Pengerjaannya tidak banyak menemui kendala, hanya memang cukup sulit, karena bilahan bambu ini tidak diikat, tetapi diselipkan satu persatu sampai kokoh," kata Mamik.
Mamik menjelaskan setiap sudut karya seni instalasi ini memiliki makna tersendiri. Misalnya, ratusan bilahan bambu yang menyatu menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Indonesia yang diharapkan bisa terus terjaga.
Pun demikian dengan replika bunga kecubung yang mirip seperti terompet, dimaknai sebagai corong penyampai pesan bahwa Kulon Progo khususnya Bukit Cubung menyimpan banyak potensi yang menarik untuk dikunjungi.
"Bunga cubung itu nama jawanya kan Kembang Torong, dari situ kami visualisasikan estetikanya ke dalam bentuk alat musik terompet, tujuan kami ini menggaungkan karya seni instalasi ini ke seluruh penjuru dunia, supaya mereka beramai-ramai datang ke sini dan menikmati keindahan alam bukit cubung ini," ucap Mamik.
Selanjunya, program pemberdayaan seniman
(elk/elk)