Warga Boyolali Dititipi Bagian 'Intim nan Vulgar' dari Candi Angker

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Warga Boyolali Dititipi Bagian 'Intim nan Vulgar' dari Candi Angker

Ragil Ajiyanto - detikTravel
Rabu, 10 Nov 2021 20:37 WIB
Lingga dan yoni Candi Watu Genuk Boyolali
Lingga dan yoni Candi Watu Genuk Boyolali (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Ekskavasi tahap dua di situs Candi Watu Genuk, Boyolali telah berakhir. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Jawa Tengah menitipkan bagian yang intim nan vulgar.

Yoni dan lingga (bagian dari candi) di situs Candi Watu Genuk, Boyolali ternyata masih komplit. Benda itu yang dititipkan ke warga setempat.

Benda-benda cagar budaya itu dititipkan di rumah Sriyono, warga Dukuh Pisah, RT 04/10, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo. Tidak begitu jauh dari situs Candi Watu Genuk yang berada di wilayah Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari ekskavasi tahap dua kemarin, ada sejumlah benda purbakala yang dititipkan ke saya," kata Sriyono, ditemui di rumahnya Rabu (10/11/2021).

Batu-batu candi yang dititipkan tersebut yakni batu pipi tangga pintu masuk candi kiri dan kanan. Kemudian ada pula tiga buah batu ukir.

ADVERTISEMENT

Kebetulan Sriyono juga pemeluk agama Hindu. Batu pipi tangga pintu itu, kini ditaruh di dalam Pure kecil di halaman depan rumah Sriyono.

Lingga dan yoni Candi Watu Genuk BoyolaliSriyono dititipi lingga dan yoni Candi Watu Genuk Boyolali (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)

Sebelumnya, Sriyono juga telah dititipi lingga dari situs candi Watu Genuk. Lingga tersebut dititipkan BPCB Jawa Tengah setelah ekskavasi tahap pertama tahun 2016 lalu. Lingga tersebut juga ditempatkan di Pure miliknya.

"Kebetulan, tempat menaruh Lingga itu sudah ada. Sebelumnya Januari tahun 2002, dibuat hiasan akar pohon dari cor semen," katanya.

"Saya nyebutnya ya untuk hiasan saja. Tapi yang membuat, namanya Mbah Daki, bilang ke sana, kalau nantinya ini (hiasan akar pohon) akan ada gunanya. Setelah itu Lingga saya pasang di situ dan pas. Akar pohon dibuat tahun 2002, Lingga itu dititipkan ke sini tahun 2016," jelas Sriyono.

Lingga itu terlihat ditutup kain warna kuning di bagian bawahnya. Menurut Sriyono, Lingga itu memiliki tinggi kurang lebih 70 cm. Sedangkan diameter sekitar 25-30 cm.

Dijelaskan, ada tiga tingkatan. Bagian ujung atas terlihat bulat dan halus serta terdapat ornamen garis. Kemudian di bawahnya berbentuk segi delapan dan paling bawah berbentuk segi empat.

Lingga dan yoni Candi Watu Genuk BoyolaliLingga dan yoni Candi Watu Genuk Boyolali (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)

Sriyono menceritakan, seingat dia di situs Candi Watu Genuk dulunya merupakan hutan pohon serat dan ditumbuhi semak belukar. Tempatnya juga dikenal angker oleh warga.

Di tempat tersebut diketahui memang banyak arca, tetapi sudah banyak yang hilang juga diketahui sebagai komplek Candi Watu Genuk.

Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah agar ekskavasi situs Candi Watu Genuk agar dilanjutkan lagi. Sehingga wujud candi dapat diketahui dan nantinya bisa digunakan untuk kebaktian umat Hindu dan menjadi tempat wisata religi.

"Harapan kami, karena di situ ada candi, dari pihak pemerintah, pemerintah desa atau pemerintah terkait, bisa meneruskan penggalian ini. Dibangun wujud seperti apa bangunan peninggalan leluhur jaman dulu itu seperti apa," harap dia.

"Nanti bisa dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata religius, bisa digunakan untuk kebaktian bagi yang sesuai agama," kata dia lagi.

Sriyono sendiri selama ini sering melakukan sembahyang di situs Candi Watu Genuk tersebut. Sejak diketahui bahwa di lokasi itu merupakan komplek candi.




(msl/msl)

Hide Ads