Wisata jelajah bisa menjadi pilihanmu untuk menikmati akhir pekan. Punya apket wisata lengkap, inilah Desa Kaliurip.
Purworejo tidur selama dua tahun karena pandemi COVID-19. Tapi Desa Wisata Kaliurip, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kini mulai bangkit. Memiliki spot unggulan Curug Kaliurip, kini destinasi wisata ini juga menawarkan paket jalan-jalan keliling desa.
Mencoba bangkit dari pandemi, desa wisata yang terletak 16 KM ke arah barat daya dari alun-alun Kota Purworejo ini menawarkan paket wisata dengan harga terjangkau. Hanya dengan merogoh kocek Rp 150.000 per orang, kita sudah bisa berkeliling desa dengan transportasi lokal yang disediakan. Dalam paket ini, pengunjung juga akan menikmati camilan tradisional serta makan siang nasi tumpeng pecel dengan lauk ingkung ayam jawa.
Beruntung, hari ini, Kamis (9/12/2021) detikcom juga diajak berkeliling bersama rombongan dari Generasi Pesona Indonesia (GenPI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta pengelola desa wisata. Acara yang diprakarsai oleh Forum Komunikasi Desa Wisata Purworejo dan didukung penuh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo ini berlangsung sejak pagi hingga sore.
"Ini merupakan bentuk kesiapan dari teman-teman pelaku pariwisata di tingkat lokal, mudah-mudahan bisa semakin memperkuat potensi pengelolaan termasuk pengembangan ke depan pariwisata lokal. Tadi juga dibahas banyak sekali, tujuannya untuk memperbaiki dan mengembangkan potensi pariwisata di Desa Kaliurip ini, untuk bisa lebih maju ke depan," kata Kepala Dinparbud Kabupaten Purworejo, Stephanus Aan saat ditemui detikcom di sela-sela acara.
Setelah berkumpul di tempat meeting point yang telah ditentukan, rombongan pengunjung kemudian diajak berkeliling menikmati paket wisata yang ada, dengan agenda pertama mengunjungi industri rumahan pembuatan makanan khas rengginang dari ketela pohon atau biasa disebut krempyeng. Selain menikmati rengginang ketela yang renyah gurih, pengunjung juga bisa ikut praktik membuatnya.
Usai dari industri rumahan rengginang, rombongan diajak ke sentra pembibitan tanaman buah untuk belajar okulasi. Curug Kaliurip, menjadi destinasi selanjutnya setelah pengunjung menikmati wisata edukasi di kebun buah.
Curug atau air terjun yang memiliki ketinggian air sekitar 45 meter ini menjadi salah satu spot andalan Desa Kaliurip. Berfoto atau membuat vlog dengan latar belakang air terjun menjadi tujuan utama pengunjung. Puas menikmati air terjun, kita juga bisa belajar memanah di area yang telah disediakan.
Untuk melepas lelah, gazebo serta pendopo di area ini juga tersedia sebagai tempat untuk beristirahat. Fasilitas musala dan toilet juga ada. Meski sempat tak terawat dan tutup sementara karena dampak COVID-19, di area ini juga terdapat tempat bermain anak dan outbond yang segera akan diperbaiki.
Tak hanya mengabadikan dengan foto dan video, menikmati wisata alam di Curug Kaliurip juga bisa diabadikan melalui goresan di atas kanvas. Dalam paket ini, semua peserta diberi kesempatan untuk melukis apapun di spot wisata tersebut karena pihak pengelola telah menyiapkan peralatan melukis lengkap dan hasil lukisan pun bisa dibawa pulang.
"Ini merupakan momentum yang baik untuk bangkit setelah hampir dua tahun pariwisata itu terkena dampak yang paling signifikan di era pandemi. Dan saya melihat teman-teman di Desa Kaliurip ini punya semangat dan komitmen yang tinggi, karena dua hal itu yang paling penting untuk terus bisa membangun dan mengembangkan desa wisata," imbuhnya.
"Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, ini akan terus menjadi contoh yang baik untuk menginisiasi dan menyemangati desa-desa wisata yang lain. Dan tentunya untuk pengelola tetap semangat tetap pada komitmen pengembangan wisata desa," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kaliurip Sabar Suwarto (64) menuturkan bahwa Kaliurip baru resmi menjadi Desa Wisata sejak awal 2020. Di usia yang masih muda bagi desa wisata dan baru saja mau melangkah, tak berselang lama badai COVID-19 datang memporak porandakan dunia pariwisata termasuk di Desa Kaliurip.
"Adanya COVID-19 membuat perubahan yang signifikan. Dulu sempat ramai dikunjungi, sering ada acara di Curug Kaliurip tapi karena pandemi banyak yang di-cancel, secara keseluruhan tempat ini juga tutup dan ini mulai berbenah lagi," tutur Sabar.
Selain Curug Kaliuruip, desa ini juga menyajikan wisata alam lain yakni hutan pinus yang juga menjadi sirkuit mobil off road. Rengginang, kerupuk sermier, keripik kulit singkong dan lain-lain juga melengkapi kuliner khas desa ini.
Tak mau ketinggalan, salah satu pengunjung, Nur Atika Narisa Pinastiti (20) ikut dengan rombongan menjelajahi Desa Kaliurip. Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini merasa takjub dengan keindahan Curug Kaliurip dan berencana akan kembali datang bersama teman-temannya.
"Baru pertama ke sini, curugnya bagus, seneng bisa ke sini bareng teman-teman. Semoga desa wisata Kaliurip semakin berkembang. Besok kapan pingin ke sini lagi bareng-bareng," ucapnya.
Simak Video "Video: Belum Genap Sepekan, Kecelakaan Terjadi Lagi di Lokasi Insiden Truk Vs Angkot"
(bnl/bnl)