Cagar Alam Leuweung Sancang di Garut adalah kawasan konservasi. Namun, keleluasaan berlebih membuat kita bisa mengeksplornya menggunakan motor.
"Biasanya pada libur di bulan Syawal sama Rajab itu banyak sekali yang datang ke sini," kata salah satu ojek di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut, Ridwan, Minggu (24/4/2022).
![]() |
Kata dia, mereka yang datang ke Cagar Alam Leuweung Sancang Garut adalah rombongan pemotor. Ada pula para wisatawan dengan tujuan ziarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Cagar Alam Leuweung Sancang Garut yang terletak di Jalur Pantai Selatan (Pansela) memiliki begitu banyak ojek. Ada sekitar 50 orang objek yang siap mengantar wisatawan ke petilasan Prabu Siliwangi, air terjun, dan pantai pasir putihnya.
"Di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut ini memang masih ada macan tutul. tapi mereka nggak akan ganggu dan menghindar kalau dengar suara motor," terang dia.
Dari beberapa sumber, Cagar Alam Leuweung Sancang Garut adalah benteng terakhir bagi habitat macan tutul, banteng Jawa hingga merak. Karena, tiada lagi tempat seperti ini di Jawa Barat.
Namun keistimewaan itu harus dikompromikan ketika masyarakat memasukinya. Di sisi lain, pengendalian kawasan yang cukup baik terlihat dari jalan yang masih jelek untuk dilewati dan hanya ada beberapa bangunan warung di pantai.
![]() |
Kembali ke perjalanan di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut, kami mengawalinya dengan masuk ke perkebunan karet terlebih dulu. Jalan ini hanya bisa dilalui satu mobil saja.
Di ujung jalan beraspal, ada perkampungan di mana mobil dapat diparkir. Biaya retribusi tak resmi yang kami bayar sebesar Rp 20.000, ojek PP Rp 50.000, dan parkir mobil Rp 10.000.
Jika Anda ingin berjalan kaki di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut pun boleh saja. Untuk diketahui, luasan kawasan lindung ini 2.000 hektar dan jarak antar destinasi bisa berkilo-kilo.
Selanjuntnya, hiking disarankan
Tentu hiking di sini sangat kami sarankan untuk menjaga lingkungan. Di sisi lain, menggunakan ojek akan membantu perekonomian sekitar dan memangkas waktu perjalanan.
![]() |
Kami mengunjungi dua destinasi di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut. Pertama adalah petilasan Prabu Siliwangi nga-hyang atau menghilang yang di sana ada gua dan pendapa untuk berdoa bagi para peziarah.
Kedua, kami mengunjungi pantai Cagar Alam Leuweung Sancang Garut. Di situ ada sepetak rumput hijau yang ajaib karena tumbuhan ini tak mati meski kadang terendam air laut.
Oleh karena itu, rumput yang terlihat seperti rumput Jepang itu, juga dijadikan peziarah untuk berdoa. Di dekat lokasi ini juga ada pondokan untuk menginap para peziarah.
Keunikan Cagar Alam Leuweung Sancang Garut tak berhenti di situ. Jadi hanya di tempat ini, di sekitar rumput hijau, tumbuh pohon kaboa yang sangat keramat dan berkaitan erat dengan Prabu Siliwangi.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan