Segar dan menyegarkan pasti jika traveler menjajal river tubing di destinasi Bali ini. Namanya Gatep Lawas.
Panorama alam dari ketinggian di Banjar Pebantenan, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng nampak sangat indah dipandang mata. Pohon besar berusia ratusan tahun serta aliran Sungai Gatep Lawas yang jernih menjadi spot wisata alam yang menakjubkan untuk dikunjungi.
Gatep Lawas merupakan salah satu destinasi wisata di Buleleng yang menawarkan keindahan alam serta aliran sungainya yang begitu jernih. Tempat ini dulunya merupakan saluran air biasa yang sering digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan mandi ataupun berendam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi di tahun 2019 sejak viral di media sosial dan didatangi oleh banyak wisatawan, tempat ini akhirnya dikelola secara resmi oleh Bumdes dan LPHD (Lembaga Pengelolaan Hutan Desa) Desa Ambengan.
Tak sulit untuk menjangkau destinasi wisata ini. Hanya sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Singaraja dan apabila dihitung waktu, jarak tempuhnya hanya sekitar 28 menit saja.
"Saluran air biasa. Itu berawal dari anak-anak muda yang mandinya ke sini. Terus dia mem-posting di medsos kelihatan pohon besar ini dan airnya yang jernih sekali. Sehingga banyak pengunjung yang datang ke sini. Karena semakin ramai tempat ini pun dikelola sama desa untuk dijadikan objek wisata, juga supaya ada penanggungjawabnya," kata salah satu pengelola objek wisata Gatep Lawas, Ketut Nabi.
Nabi menjelaskan bahwa nama gatep lawas itu diambil dari dua suku kata yakni gatep dan lawas. Di mana dulunya itu mempunyai cerita yang panjang dari segi historisnya. 'Lawas' merupakan nama subak yang ada di Banjar Pebantenan sedangkan 'Gatep' itu diambil dari nama sebuah pohon yakni pohon gatep.
Pohon gatep dahulu dipercaya banyak tumbuh di lokasi objek wisata gatep lawas ini. Berdasarkan penuturan dari leluhurnya, lokasi gatep lawas ini dulunya digunakan sebagai titik kumpul dari anggota subak yang mau melaksanakan gotong royong.
"Nah sehingga kita padukan dua nama itu, nama subaknya kita ambil, subak lawasnya terus pohon gatepnya juga kita ambil sebagai warisan orang tua kita. Sehingga namanya gatep lawas," jelasnya.
Berita selengkapnya dapat traveler baca di tautan detikBali ini
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum