Wae Rebo, desa wisata di selatan Flores yang menawarkan tentramnya hidup berdampingan dengan alam. Tanpa sinyal, hanya ada kehidupan komunal yang rukun dan berbudaya.
Desa wisata Wae Rebo merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desa ini terletak di ketinggian sekitar 1200 mdpl. Karena letaknya yang cukup tinggi, udara dan suasana desa ini sangat sejuk dan alami.
Warga Desa Wae Rebo hidup secara komunal di rumah-rumah tradisional. Rumah ini disebut Mbaru Niang, artinya rumah yang tinggi dan bundar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mengacu pada konstruksi rumah yang berbentuk kerucut. Setiap rumah dilengkapi Ngando, yaitu ujung tiang Bongkok yang terletak di puncak atap.
Terdapat satu rumah dengan bentuk Ngando yang berbeda. Rumah utama memiliki bentuk Ngando yang menyerupai salib. Sedangkan rumah lainnya hanya dilengkapi Ngando berbentuk garis lurus.
![]() |
Tidak hanya itu, rumah utama juga memiliki perbedaan lain. Rumah ini memiliki delapan kamar yang dihuni oleh delapan keluarga. Berbeda dengan rumah lain yang hanya berisi enam kamar. Selain itu, rumah utama juga menjadi lokasi penyambutan dan penerimaan tamu secara adat.
Masyarakat Wae Rebo tinggal di kamar-kamar yang ada di dalam rumah. Satu keluarga menghuni satu kamar.
Setiap kamar diisi oleh orang tua dan anak. Namun, jika sang anak telah berusia di atas lima tahun, maka Ia akan tidur di area komunal di luar kamar.
Untuk urusan dapur, masyarakat Wae Rebo juga berbagi area dapur. Area memasak terletak di bagian tengah rumah. Setiap keluarga memiliki tungku memasaknya masing-masing.
Meskipun mereka tinggal dalam satu rumah, mereka tetap memasak secara mandiri untuk keluarga masing-masing.
Masyarakat Wae Rebo tinggal berdampingan dengan alam tanpa dipengaruhi oleh hiruk pikuk dunia luar. Di desa ini tidak terlihat ada televisi atau alat elektronik lainnya. Desa ini bahkan tidak terjangkau oleh sinyal telepon seluler.
![]() |
Wisatawan yang berkunjung ke desa ini akan merasakan kehidupan tradisional yang damai nan tentram. Tidak dipengaruhi oleh kegaduhan media sosial. Hanya ada interaksi manusia dengan budaya dan alam.
Desa wisata Wae Rebo adalah tempat yang tepat untuk melepas penat. Meski perlu perjuangan untuk menjangkau desa ini, namun segala usaha itu akan terbayarkan.
(ysn/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum