Ada satu dusun di Magelang yang punya nama unik. Dusun Setan, begitulah namanya. Mungkin terkesan seram dan menakutkan, tapi asal-usulnya tidak seperti itu.
Dusun Setan di Magelang termasuk dalam wilayah administrasi Desa Candiretno, Kecamatan Secang. Meski namanya terkesan horor, sama sekali tak ada kejanggalan di dusun tersebut.
Kehidupan warganya sama saja seperti warga dusun lainnya. Jalan masuk menuju dusun ini telah dibeton, rumah warganya juga terbilang bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Februari 2020, Dusun Setan dihuni sekitar 200 kepala keluarga (KK) KK atau sekitar 600 jiwa. Rata-rata penduduknya bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan.
"Nama Dusun Setan ini ada sejak lama. Zaman Pak Lurah (Kades) A Yasir yang menjabat pada masa penjajahan sampai dengan tahun 1946. Namanya ya itu, bukan karena apa-apa," kata Kasi Pemerintahan Desa Candiretno, Kecamatan Secang, Slamet T, saat ditemui di Balai Desa Candiretno beberapa waktu lalu.
Namanya Memang Setan, Tapi...
Slamet mengatakan, ada kekeliruan orang-orang dalam melafalkan nama Dusun Setan. Menurut dia, suku kata 'se' dalam nama Dusun Setan mestinya dibaca menggunakan huruf e yang dikasih tanda pepet dalam Bahasa Jawa.
Jadi yang benar adalah SΓͺtan (seperti mengucapkan huruf e dalam kata 'sekolah'), bukan setan yang berarti hantu. Karena penulisan huruf e dengan tanda pepet sudah jarang digunakan di zaman sekarang, ujar Slamet, orang dari luar pun keliru dalam membaca nama dusunnya.
"Ejaannya huruf e dikasih pepet dalam Bahasa Jawa yakni SΓͺtan," ujar Slamet yang juga pernah menjadi Kepala Dusun Setan pada periode 2010-2018.
Asal-usul Nama Setan
Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, Aminatun (70), Dusun Setan zaman dulu dihuni para penganut Hindu dengan nama Hindustan. Seiring perkembangan waktu, mereka berganti menjadi penganut agama Islam.
"Kemudian Hindu-nya dihilangkan, tinggal Stan. Itu cerita dari kakek moyang kami," ungkap Aminatun yang biasa dipanggil Mbah Gemi itu.
Namun tidak diketahui secara persis kapan nama Hindustan berubah menjadi Stan, sehingga orang-orang biasa mengucapkannya SΓͺtan.
"Hanya cerita yang diperoleh secara turun-temurun," imbuh dia.
Selanjutnya: Pernah Ganti Nama, Bangga Pernah Viral
Sempat Ganti Nama
Kaur Umum dan Perencanaan Desa Candiretno, Dewi S, mengungkapkan pernah ada warga Dusun Setan yang meminta penulisan nama dusun di KTP-nya diganti dari Setan menjadi Stan.
Namun, semenjak diberlakukannya e-KTP, penulisan nama dusun dalam kolom alamat di kartu identitas tersebut kembali diseragamkan menjadi Dusun Setan.
"Berlarutnya waktu tetap dibuat, diseragamkan namanya Dusun Setan," tutur Dewi.
Bangga Pernah Viral
Tak hanya menjadi nama Dusun, kata Setan juga dipakai untuk nama Sekolah Dasar negeri setempat. Papan nama SD Negeri Setan pun pernah viral di media sosial.
"Setelah viral, saya beserta dewan guru bangga, menanggapi positif saja. Anak-anak tetap enjoy, justru malah senang," kata Kepala SDN Setan, Nanik Hadiati.
Nanik mengatakan, penamaan SDN Setan juga tidak membebani para siswa dalam proses belajar.
"Anak-anak justru senang kalau diviralkan itu, tidak merasa takut atau bagaimana. Sekolahnya jadi terkenal," ujar Nanik saat itu.
----
Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol