Nama Bukit Lona di Pulau Tidore rasanya masih asing di kuping traveler. Tapi keindahannya bak surga yang sengaja disembunyikan karena terlalu cantik.
Ekowisata Bukit Lona, merupakan destinasi yang menawarkan keindahan alam nan menawan. Tujuan ke Bukit Lona ditemui tim detikTravel secara tidak sengaja dalam perjalanan menuju Desa Gurabunga; sebuah kampung tua di kaki gunung api Kie Matubu, ketinggian 860 mdpl.
Keraguan kami mencapai Bukit Lona sebenarnya sudah timbul sejak awal rute menuju tempat tersebut. Jalan masuknya ada di samping rumah warga, menyusuri jalan setapak yang terus masuk ke dalam hutan di Desa Lada Ake. Sebuah pintu masuk yang aneh untuk kawasan bertajuk ekowisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal, jarak tempuh menuju ekowisata Bukit Lona dari depan jalan pemukiman hanya 400 meter ke dalam hutan. Namun setelah 20 menit kami menyusuri jalan curam dan terjal di dalam hutan, belum ada tanda-tanda tujuan kami sudah dekat.
![]() |
Sesudah 25 menit berselang, papan penunjuk menuju Bukit Lona menyatakan bahwa jarak tinggal 100 meter lagi. Medan yang kami lalui semakin terjal, mulai dari jalan berlumut, hutan bambu, hingga tumpukan batu-batu besar nan curam dan terjal.
Dalam perjalanan, kami juga melewati berbagai macam tanaman kebun seperti tomat, cabai, buah pepaya, cengkeh, dan pala. Namun di dalam hutan, hanya ada 1 rumah kecil dan gubuk tua yang dilewati. Rasanya seperti tak ada kehidupan di dalam hutan. Sebuah nyali yang cukup nekat untuk hitungan seorang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Tidore.
Tapi rasa sabar dan tekad yang kuat akhirnya membawa rombongan kami sampai ke tempat yang dituju. Rasa penasaran dan peluh yang menetes cukup deras itu akhirnya terjawab tuntas dengan pemandangan Pulau Ternate dan Maitara yang memanjakan mata.
![]() |
Kaki kami mulai lelah menyusuri setapak demi setapak jalan di dalam hutan Desa Lada Ake, Tidore, Maluku Utara. Sudah 20 menit kami berjalan menyusuri hutan, namun tujuan kami belum juga tiba.
Tapi langkah kaki rasanya tak mau terhenti demi membayangkan pemandangan hamparan laut luas yang mengelilingi Pulau Ternate dengan Gunung Gamalama-nya, dan Pulau Maitara yang menambah kemolekan perairan Halmahera.
Usut punya usut, ekowisata Bukit Lona ternyata baru mulai dibuka sejak 2020. Kawasan ini mulai dikembangkan pada tahun 2019 secara swadaya oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Ternate-Tidore bersama dengan Masyarakat Lada Ake.
Namun sayang, saat ini kondisi ekowisata Bukit Lona tidak cukup terawat. Beberapa fasilitas menara pandang dan tempat bersantai tampak tak terurus dengan kayu yang sudah lapuk. Beruntung, ada beberapa spot yang tampaknya masih baru dibangun untuk memandang Pulau Ternate dan Mairata yang sangat memanjakan mata.
![]() |
Sesampainya di Bukit Lona, kami tak menemui seorangpun yang menunggu kawasan ini. Padahal di dalam kawasan tertera, ada harga tiket masuk sebesar Rp 5.000.
Bukit Lona mungkin sudah cukup dikenal oleh warga setempat di Desa Lada Ake, namun bisa jadi tempat ini masih jadi 'surga tersembunyi' bagi masyarakat Maluku Utara, lebih-lebih buat masyarakat Indonesia.
Dari atas Bukit Lona, kita bisa menikmati indahnya perpaduan Pulau Ternate-Maikara-Tidore dengan gunung-gunung apinya. Memori membayangkan kejayaan Ternate dan Tidore di abad ke-14 saat ramai disinggahi bangsa Eropa, Melayu, Arab, dan China membeli rempah-rempah terbaik di 'pulau api' ini. Ternate dan Tidore yang hidup dengan penuh kemakmuran karena memiliki rempah-rempah yang berharga.
Tak salah pula, Ternate dan Tidore yang masuk dalam wilayah Maluku Utara menjadi daerah paling bahagia penduduknya di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 mencatat Maluku Utara sebagai provinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia dengan nilai 76,34. Nilainya jauh melampaui DKI Jakarta yang hanya mengumpulkan 70,68 poin.
Untuk Anda yang ingin berkunjung ke Bukit Lona di Tidore, dapat mencapainya lewat Kelurahan Gurabunga. Dari pantai Tugulufa, waktu tempuhnya sekitar 30 menit menuju ketinggian 860 mdpl.
Sesampainya di Desa Lada Ake, perjalanan harus ditempuh dengan jalur trekking sekitar 30 menit. Di perjalanan, Anda bisa menikmati wanginya bau rempah pala dan cengkih hingga akhirnya memandang sepotong surga tersembunyi di atas Bukit Lona.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol