Dari Hidayah Lalu Dibangunlah Musala di Tengah-tengah Pura di Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dari Hidayah Lalu Dibangunlah Musala di Tengah-tengah Pura di Bali

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Sabtu, 31 Des 2022 07:11 WIB
Pura Langgar Bangli
Pura Langgar Bangli (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Denpasar -

Keberadaan langgar di dalam kompleks pura di Bali tidak ujug-ujug terjadi. Karena ada proses hidayah di dalamnya, meski si pembangun bukanlah seorang muslim.

Langgar atau musala di Pura Langgar Bangli, dibangun melalui proses panjang sebuah pencarian. Jadi, saudara kembar raja yang berkuasa di daerah itu saat itu melakukan pertapaan karena kembarannya sakit keras.

"Dulu beliau, raja yang di sini, itu sakit. Sudah berobat ke mana-mana tapi beliau ini tidak sembuh," kata salah satu perawat Pura Langgar Bangli, Agung Alit, beberapa waktu lalu kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya, adik beliau mengadakan semedi, adik si raja yang semedi, langsung mendapat petunjuk dari yang di atas. Ada sabda," katanya.

"Akhirnya, kalau ingin sembuh buatlah Langgar. Itu untuk memuja leluhur yang ada di Blambangan, Jawa Timur," Agung menambahkan.

ADVERTISEMENT
Pura Langgar BangliPelataran di Pura Langgar Bangli (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Agung mengatakan bahwa raja-raja yang membangun Pura Langgar Bangli adalah keturunan dari Kerajaan Blambangan. Dan, keluarga mereka yang ada Jawa telah beralih agama menjadi Islam.

"Ini kan keturunan dari Blambangan. Kalau untuk muslim itu musala kecil kan," kata dia.

Tentang Pangeran Agung Wilis

Menurut penelitian berjudul PURA LANGGAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DAN WAHANA SOLIDARITAS ANTARAGAMA dari Ida Bagus Gde Pujaastawa dkk dari Universitas Udayana, menceritakan sekilas tentang raja-raja Blambangan yang pergi menyeberang ke Bali.

Berikut sekilas ceritanya:

Kekuasaan Mataram atas Blambangan juga tidak berlangsung lama, karena mendapat serangan dari raja Buleleng, yakni Ki Panji Sakti. Meskipun telah berhasil menguasai Blambangan, namun Ki Panji Sakti tetap menobatkan pewaris atau keturunan Raja Blambangan, yakni Pangeran Mas Sepuh sebagai raja Blambangan dan saudara kembarnya yang bernama Pangeran Wilis atau yang juga dikenal dengan sebutan Wong Agung Wilis sebagai patih agung.

Tidak diceritakan entah apa yang terjadi antara Pangeran Mas Sepuh dan Pangeran Wilis dalam menjalankan pemerintahan di Blambangan. Pangeran Wilis memutuskan untuk meninggalkan Blambangan dan hijrah ke Mengwi, Bali.

Kedatangan Pangeran Wilis disambut baik oleh Raja Mengwi dan selama tinggal di Mengwi Pangeran Wilis banyak mendapat nasehat dan tuntunan tentang kehidupan dari bhagawanta atau pendeta Kerajaan Mengwi.




(msl/fem)

Hide Ads